
Rahasia Kepunahan Masal Pertama di Bumi

Keberadaan dinosaurus di Bumi musnah karena kepunahan massal. Tapi tahukah kamu bahwa Bumi mengalami kepunahan massal bukan hanya sekali tetapi ada lima kepunahan massal paling signifikan yang terjadi di planet kita ini.
Kepunahan massal mengakibatkan setidaknya tiga perempat dari semua spesies yang ada di seluruh Bumi menghadapi kepunahan selama periode waktu geologis tertentu. Dengan tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi saat ini, banyak peneliti yang percaya bahwa peristiwa kepunahan massal ini akan terjadi lagi di masa depan dan akan menjadi kepunahan massal yang keenam.
![]() |
Diorama Zaman Ordovisian Akhir |
Penyebab dari kepunahan massal di Bumi telah lama menjadi topik yang menarik para ilmuwan untuk mengkajinya, karena memahami kondisi lingkungan yang menyebabkan hilangnya sebagian besar spesies di masa lalu berpotensi membantu mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan. Kepunahan massal ini bisa jadi disebabkan oleh kerusakan alam dan lain sebagainya.
Sebuah tim ilmuwan gabungan dari Syracuse University’s Department of Earth and Environmental Sciences, University of California, Berkeley dan University of California, Riverside, Université Bourgogne Franche-Comté, University of New Mexico, University of Ottawa, University of Science dan Technology of China dan Stanford University baru-baru ini ikut menulis makalah yang mengeksplorasi kepunahan massal Ordovician Akhir (Late Ordovician Mass Extinction atau disingkat LOME), yang merupakan kepunahan pertama di Bumi yang terjadi pada sekitar 445 juta tahun yang lalu.
![]() |
Fossil pada Zaman Ordovisian Akhir |
Menurut penelitian ini sekitar 85% spesies laut, yang sebagian besar hidup di lautan dangkal dekat benua, menghilang selama waktu tersebut.
Penulis utama Alexandre Pohl, dari UC Riverside atau pascadoktoral di Université Bourgogne Franche-Comté di Dijon, Prancis dan rekan penulisnya menyelidiki lingkungan laut sebelum, selama, dan setelah kepunahan untuk menentukan bagaimana peristiwa itu terjadi. ketika terjadi dan dipicu oleh alasan apa. Hasil dari studi mereka akan dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada 1 November 2021 lalu.
Untuk melukiskan gambaran ekosistem laut selama Periode Ordovisium, pakar kepunahan massal Seth Finnegan, profesor di UC Berkeley, mengatakan bahwa laut penuh dengan keanekaragaman hayati non-vertebrata, contohnya Bivalvia atau kerang-kerangan.
“Jika Anda pergi snorkeling di laut Ordovisium, Anda akan melihat beberapa kelompok yang sudah dikenal seperti kerang dan siput dan bunga karang, tetapi juga banyak kelompok lain yang sekarang sangat berkurang keanekaragamannya atau sama sekali punah seperti trilobita, brakiopoda, dan crinoid” kata Finnegan.
Tidak seperti kepunahan massal yang cepat, seperti peristiwa kepunahan Cretaceous-Tersier di mana dinosaurus dan spesies lain mati tiba-tiba sekitar 65,5 juta tahun yang lalu, Finnegan mengatakan LOME atau kepunahan pertama di Bumi terjadi selama periode waktu yang substansial, dengan perkiraan antara kurang dari setengah juta hingga hampir dua juta tahun lamanya.
Baca Juga
Sebab utama dari kepunahan massal ini diantaranya disebabkan oleh kurangnya oksigen dalam air laut pada periode tersebut. Untuk membuktikan hipotesis ini para peneliti mengintegrasikan pengujian geokimia dengan simulasi numerik dan pemodelan komputer.
Zunli Lu, profesor ilmu Bumi dan lingkungan di Universitas Syracuse, dan murid-muridnya melakukan pengukuran konsentrasi yodium dalam batuan karbonat dari periode tersebut, menyumbangkan temuan penting tentang kadar oksigen di berbagai kedalaman laut. Konsentrasi unsur yodium dalam batuan karbonat berfungsi sebagai indikator perubahan tingkat oksigen lautan dalam sejarah Bumi.
Setelah menguji kadar oksigen ditambah mengsimulasikan pemodelan komputer kedalamnya, hasil menunjukkan bahwa tidak ada bukti anoksia atau kekurangan oksigen yang menguat selama peristiwa kepunahan di habitat hewan laut dangkal tempat sebagian besar organisme hidup, yang artinya pendinginan iklim yang terjadi selama periode Ordovisium Akhir dikombinasikan dengan ‘faktor tambahan’ kemungkinan bertanggung jawab untuk peristiwa LOME.
Di sisi lain, ada bukti bahwa anoksia di lautan dalam meluas selama waktu yang sama, sebuah misteri yang tidak dapat dijelaskan oleh model klasik oksigen laut, kata pakar pemodelan iklim Alexandre Pohl.
Menurutnya kunci dari keberadaan oksigen iniadalah sirkulasi laut merupakan komponen yang sangat penting dari sistem iklim. Hasil pemodelan komputer dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendinginan iklim kemungkinan mengubah pola sirkulasi laut dan menghentikan aliran air yang kaya oksigen di laut dangkal ke laut yang lebih dalam. Iklim dingin juga dapat menyebabkan tingkat oksigen yang lebih rendah di beberapa bagian laut adalah kunci dari penelitian mereka.
Untuk saat ini rahasia kepunahan massal di Bumi selama masa Ordovisium Akhir belum sepenuhnya terpecahkan. Para peneliti mengesampingkan perubahan oksigenasi sebagai penjelasan tunggal untuk kepunahan ini dan menambahkan data baru yang mendukung perubahan suhu sebagai mekanisme kepunahan massal LOME.
Dari penemuan ini, kita jadi lebih tahu bahwa iklim yang dingin dapat menurunkan kadar oksigen di lautan. Tetapi iklim yang panas dan pemanasan global juga ternyata sama buruknya. Pemanasan global yang terjadi saat ini dapat menyebabkan lautan kehilangan oksigen dan berdampak pada kelayakhunian laut dan berpotensi mengganggu kestabilan seluruh ekosistem yang ada di Bumi. Maka dari itu peneliti memprediksi juga kepunahan massal selanjutnya akibat pamanasan global ini
Rahasia Kepunahan Masal Pertama di Bumi
