Punya Gejala Mirip COVID-19, ‘Tick Borne’ Juga Mewabah di Negara Ini

Jakarta –
Wabah ‘tick borne‘ ramai diperbincangkan usai China mencatat tujuh orang tewas dan puluhan orang terinfeksi akibat severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS). Wabah ‘tick borne’ tidak hanya terjadi di China, tetapi Juli lalu New York melaporkan peningkatan kasus penyakit yang ditularkan secara tick borne.
Menurut Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (AS), penyakit yang menular melalui gigitan kutu memiliki gejala mirip COVID-19. Beberapa gejala bisa termasuk demam, sakit kepala, menggigil, dan nyeri otot di mana merupakan tanda serupa dari virus Corona yang ada pada daftar laman resmi CDC.
“Itu salah satu yang benar-benar meningkat, terutama di bagian timur laut New York,” jelas Byron Backenson, wakil direktur Biro Pengendalian Penyakit Menular Departemen Kesehatan AS, dikutip dari Fox News pada Senin (10/8/2020).
Timbulnya gejala biasanya dimulai satu hingga dua minggu setelah gigitan kutu yang terinfeksi. Dan meski jarang, penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
Backenson mencatat sulitnya menginformasikan kepada masyarakat tentang peningkatan kasus wabah ‘tick borne’ di tengah pandemi Corona yang sedang berlangsung. Namun, penyakit ‘tick borne’ yang mewabah di New York disebut dengan penyakit anaplasmosis.
Penyakit ini sering dibayangi oleh penyakit lyme, yang masih menjadi penyakit yang ditularkan melalui kutu paling umum di New York dengan lebih dari 5.500 kasus baru setiap tahun.
Ada sekitar 300 kasus anaplasmosis pada manusia di tahun 2009 di luar kota New York, tetapi pada 2018, catatan kasus penyakit yang ditularkan secara ‘tick borne’ meningkat kasusnya tiga kali lipat.
Tidak seperti penyakit lyme, yang penelitiannya menunjukkan bahwa tes diagnostik seringkali sangat tidak akurat, tes untuk anaplasmosis mudah dilakukan. Ini sering diobati dengan antibiotik, menurut CDC.
Kutu biasanya ditemukan di luar ruangan, di daerah berhutan, atau berumput di permukaan tanah, menurut Departemen Kesehatan New York. Serangga menempel di rumput tinggi, semak-semak dan juga hidup di halaman rumput dan taman, terutama di tepi hutan dan di sekitar dinding batu tua, kata departemen itu.
Perlindungan terbaik dari kutu adalah menghindari kontak dengan tanah, daun, dan tumbuhan. Pakar kesehatan mengimbau untuk memakai sepatu tertutup, celana panjang dan kemeja lengan panjang jika mendaki melalui daerah rawan kutu, dan periksa pakaian dan kulit yang terbuka sesering mungkin saat berada di luar ruangan.