
Psikolog Jelaskan Persoalan Trauma Kakek yang Dimarahi Baim Wong

Jakarta –
Baru-baru ini kasus aktor Baim Wong memarahi seorang kakek yang meminta uang menyita perhatian netizen. Beberapa publik menilai sikap suami Paula Verhoeven tersebut saat menolak dimintai uang tampak tidak sopan.
Meski begitu, Baim belakangan mengaku meminta maaf atas perbuatannya. Sementara sang kakek disebut mengalami trauma.
Psikolog klinis Ohana Space Fajrin Trisnaramawati menilai diagnosis trauma tidak boleh sembarangan. Harus berdasarkan pemeriksaan ahli atau profesional, dalam hal ini psikolog atau psikiater.
Artinya, tidak sembarang orang bisa menyebut dirinya tengah mengalami trauma.
“Tetapi, ketika seseorang dimarahi atau dibentak akan membuat perasaan penerimanya menjadi tidak nyaman dan memiliki kesan yang kurang baik,” ungkap Fajrin kepada detikcom Rabu (13/10/2021).
“Kalau bisa dianalogikan, ketika kita mendapatkan emosi yang positif kita memiliki poin + 1, tapi ketika mendapatkan emosi yang negatif poin kita jadi – 4 terhadap orang tersebut,” sambungnya.
Lebih lanjut, Fajrin menilai wajar jika seseorang pada akhirnya kecewa atau memiliki emosi negatif lain saat mendapat perlakuan tidak mengenakkan. Terlebih, sebelumnya tidak memiliki relasi apapun dengan orang tersebut.
Menurut dia, jika dihadapi dengan kondisi serupa, atau saat seseorang meminta bantuan dengan terkesan memaksa, kita bisa menghindari emosi dengan mencoba mengkomunikasikan hal-hal yang dirasa tidak nyaman kepada yang bersangkutan.
Pengakuan trauma sang kakek
Diberitakan sebelumnya, sang kakek mengaku trauma karena merasa sedih saat mengingat momen dimarahi Baim Wong, hingga disebut pengemis.
“Saya jadi trauma, kok gini, kok gini, nggak biasanya,” ucap kakek tersebut dalam wawancara bersama Nikita Mirzani, dikutip dari .
“Sakit hati juga, mbak (disebut pengemis), tapi namanya orang kecil ya saya diam saja. Saya duduk saja merenungi diri sendiri,” lanjut dia.
Psikolog Jelaskan Persoalan Trauma Kakek yang Dimarahi Baim Wong
