Prabowo Ganti Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis, Menunya Gimana Sih?

Jakarta

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengganti nama program Makan Siang Gratis menjadi Makan Bergizi Gratis. Alasannya dikaitkan dengan waktu makan anak yang tidak hanya terpaku pada siang hari.

“Saya ingin sedikit koreksi ya. Setelah kita pelajari, ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak. Itu lengkapnya ya,” kata Prabowo dikutip dari YouTube tvOneNews, Kamis (23/5/2024).

“Karena kalau anak sekolah dasar umpamanya masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi harus makan pagi. Ya kan?” imbuh dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan tim internal Prabowo Subianto mengkaji pengubahan penamaan program Makan Siang Gratis. Senada, menurut Habiburokhman, nama program tersebut diubah agar waktunya bisa lebih fleksibel.

“Memang terus dikaji soal penamaan program. Saya termasuk yang mengusulkan perubahan istilah tersebut,” kata Habiburokhman, saat dihubungi, Jumat (24/5).


ADVERTISEMENT

Apa Sih Makanan Bergizi?

Berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pola makan bergizi adalah seimbang dan sehat, serta disesuaikan dengan usia juga gaya hidup sampai aktivitas fisik masing-masing orang. Mengonsumsi makanan yang sehat sepanjang hidup membantu mencegah malnutrisi dalam segala bentuknya serta berbagai penyakit tidak menular.

Namun, peningkatan produksi makanan olahan, pesatnya urbanisasi, dan perubahan gaya hidup telah menyebabkan pergeseran pola makan. Masyarakat kini lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi energi, lemak, gula bebas, dan garam/natrium, dan banyak orang tidak cukup mengonsumsi buah, sayuran, dan serat makanan lainnya seperti biji-bijian.

Padahal, idealnya, untuk orang dewasa pola makan sehat meliputi hal berikut:

  • Minimal 400 g atau lima porsi buah dan sayuran per hari, tidak termasuk kentang, ubi jalar, singkong, dan umbi-umbian bertepung lainnya.
  • Kurang dari 10 persen total asupan energi berasal dari gula bebas, yang setara dengan 50 gram atau sekitar 12 sendok teh untuk orang dengan berat badan sehat yang mengonsumsi sekitar 2.000 kalori per hari, tetapi idealnya kurang dari 5 persen dari total asupan energi untuk manfaat kesehatan tambahan.
  • Kurang dari 30 persen total asupan energi berasal dari lemak. Lemak tak jenuh ditemukan pada ikan, alpukat, dan kacang-kacangan, serta pada kedelai, kanola, dan minyak zaitun. Lebih disukai daripada lemak jenuh ditemukan pada daging berlemak, mentega, minyak sawit dan kelapa, krim, keju, ghee, dan lemak trans.
  • Disarankan agar asupan lemak jenuh dikurangi menjadi kurang dari 10 persen dari total asupan energi dan lemak trans menjadi kurang dari 1 persen total asupan energi. Secara khusus, lemak trans yang diproduksi secara industri bukan merupakan bagian dari pola makan sehat dan harus dihindari.
  • Kurang dari 5 g garam, setara dengan sekitar satu sendok teh per hari.

Panduan sederhananya bisa mengacu pada pedoman Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan RI yakni dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk.

Selain itu, Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan.

NEXT: Makanan Bergizi Usia Anak

Terima kasih telah membaca artikel

Prabowo Ganti Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis, Menunya Gimana Sih?