
Potensi Start-up Lokal di Era 5G

Jakarta, – Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (ATSI) memperkirakan nilai bisnis 5G di Tanah Air mampu mencapai 27 triliun rupiah per tahun.
Prediksi tersebut pun diperkuat dengan riset dari AT Kearney pada 2019 lalu yang menyebut monetisasi 5G oleh operator di dalam negeri dapat mencapai 1,83 juta dolar AS pada 2025.
Besaran potensi kontribusi 5G tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh para startup, pelaku bisnis, dan penggiat ekosistem digital untuk terus berinovasi dan menjadi roda penggerak kemajuan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.
Baca juga: Menelisik Pasar Retail Ponsel Di Tengah Perubahan Perilaku Belanja Konsumen
Dan tak dipungkiri pula pada era 5G bakal lahir banyak aplikasi baru yang nantinya saling bersaing.
Kemudian pada era kecepatan tersebut 5G bakal mengoperasikan berbagai macam infrastruktur penting seperti kesehatan, pertambangan, manufaktur dan lain sebagainya.
Dan kemudian pada era tersebut pergerakan industri pun diklaim bakal bergerak semakin lincah karena 5G pada dasarnya ultra low latency, sehingga memungkinkan lebih banyak perangkat yang saling terkoneksi baik antar perangkat, perangkat smart home, maupun mobil-mobil pintar.
Baca juga: Diprediksi Cerah Perusahaan Besar Lirik Startup
Dan tidak hanya mengaet sektor industri, faktanya pula berdasarkan laporan Ericsson ConsumerLab, yang mewakili 1,3 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia, termasuk 220 juta pelanggan 5G menunjukkan bahwa pengguna smartphone 5G-ready di Indonesia menganggap teknologi generasi kelima ini akan 10 kali lebih cepat daripada 4G.
Dengan kecepatan lebih tinggi, latensi sangat rendah, dan jangkauan luas, 5G juga menjadi pendorong transformasi untuk bisnis dan akan berperan penting dalam mendukung agenda pemerintah menuju transformasi digital dan aplikasi industri 4.0 di Indonesia.
Laporan berjudul ‘Five Ways to a Better 5G’ tersebut juga mengidentifikasi pengguna smartphone berteknologi 5G di Indonesia bakal menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi augmented reality (AR) dan media dibandingkan dengan pengguna yang memiliki smartphone berteknologi 4G. Pada 2025, konsumen di Indonesia diperkirakan akan menghabiskan 7,5-8 jam per minggu menggunakan aplikasi AR dan cloud gaming.
Baca juga: TMI Optimis Startup Lokal Bisa Tumbuh di Masa Pandemi Asalkan?
Dan untuk menguatkan startup lokal pun diketahui gencar dilakukan pemerintah maupun perusahaan, salah satunya Telkomsel yang dimana melalui anak perusahaan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) tengah memburu perusahaan rintisan yang dapat bersinergi kuat dengan Telkomsel, termasuk pemanfaatan jaringan 5G.
Sejak didirikan pada 2019, TMI telah menggelontorkan dana dengan total nilai investasi US$40 juta. Sebanyak 9 perusahaan rintisan yang didanai telah memiliki sinergi yang kuat dengan Telkomsel, beberapa di antaranya adalah Kredivo, Halodoc, Tanihub, dan lain sebagainya.
Untuk melihat lebih dekat seperti apa potensi startup di era 5G Indonesia, dan bagiamana proyeksi kedepan perkembanganya. Mari simak obrolan seru bersama Direktur Utama TMI Marlin R. Siahaan, dalam ajang Bincang Eksekutif yang dipandu oleh Uday Rayana, Editor in Chief dan CEO Selular.
bagi yang tertarik mengikutinya bisa langsung mengakses link berikut ini instagram.com/selularid.
Potensi Start-up Lokal di Era 5G
