
Populasi Menyusut Drastis, Ini Alasan Warga Jepang Ogah Punya Anak


Jakarta –
Perdana Menteri Jepang mewanti-wanti soal krisis populasi yang melanda warga negaranya. Dirinya waswas lantaran angka kelahiran terus merosot.
Dalam pidatonya Senin pekan ini, Fumio Kishida memastikan pemerintah berupaya melakukan segala cara untuk mendongkrak angka kelahiran. “Sekarang atau tidak sama sekali, kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” tutur dia, dikutip dari CNN.
Efek angka kelahiran anjlok bisa berdampak pada sektor ekonomi lantaran populasi terus menua. Karenanya, Kishida memastikan pemerintah mengeluarkan dana dua kali lipat untuk program perencanaan anak.
Jepang menjadi salah satu negara yang mencatat rekor kelahiran terendah di dunia, Kementerian Kesehatan Jepang memperkirakan angka kelahiran kurang dari 800 ribu pada 2022. Terendah sejak 1899.
Populasi Jepang menyusut sejak 2010, diperkirakan mencapai 124,77 juta pada 1 Januari 2023, turun 0,43 persen dari tahun sebelumnya.
‘Biang Kerok’ Penurunan Jumlah Populasi Jepang
Meskipun pemerintah kerap memberikan tunjangan pada warga Jepang, negara ini berdasarkan riset menjadi salah satu tempat termahal untuk membesarkan anak. Kishida, memastikan pemerintah bakal memberikan jaminan lebih besar bagi warganya.
“Anak-anak dan pengasuhan anak adalah investasi paling efektif untuk masa depan kita,” katanya, mencatat tiga pilar besar dukungan keuangan, peningkatan layanan pengasuhan anak dan reformasi gaya kerja, dengan rincian lebih lanjut tentang pendanaan yang akan datang dalam garis besar kebijakan di bulan Juni.
Asosiasi Keluarga Berencana Jepang beberapa waktu lalu melaporkan hasil survei yang membuktikan kurangnya minat berhubungan seks di kalangan orang Jepang. Dari 1.134 orang yang berpartisipasi, sebanyak 49 persen peserta berusia antara 16 hingga 49 tahun mengaku tidak pernah berhubungan seks dalam sebulan.
Ketika ditanya tentang alasan kurangnya seks, penyebab utamanya adalah kelelahan bekerja, sedikit minat pada seks, atau sifat tindakan yang ‘mengganggu’, menurut beberapa wanita.
Laporan pusat populasi Jepang lainnya dari tahun 2011 menemukan 27 persen pria Jepang dan 23 persen wanita tidak tertarik untuk menjalin hubungan romantis. Selain itu, 61 persen pria dan 49 persen wanita berusia antara 18 dan 34 tahun ditemukan masih lajang. Dalam kelompok usia yang sama, 36 persen pria dan 39 persen wanita mengaku perawan.
Kebanyakan dari mereka juga tidak ingin memiliki anak lantaran sudah merasa stres dengan pekerjaan, mengutamakan karier, hingga biaya mahal membesarkan anak.
Populasi Menyusut Drastis, Ini Alasan Warga Jepang Ogah Punya Anak
