Penyedia Teknologi Berharap Regulasi dan Roadmap Spektrumnya 5G Dibereskan  

Jakarta, – Lelang pita frekuensi radio 2,3 GHz pada rentang 2.360-2.390 MHz, yang dibatalkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), tentu menyisakan tanda tanya besar bagi pemerintah, terlebih soal komitmenya terhadap 5G yang kabarnya bakal digenjot tahun ini.

Country Director Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong menurutkan soal batalnya lelang di 2,3 Ghz itu tidak akan menganggu jalanya gelaran 5G di Indoneisa.

“Tidak ada soal, frekuensi 5G itu luas jadi masih banyak opsi yang lain, hanya saja yang terepenting ialah bagaimana pemerintah dalam hal ini memfinalisasi regulasi dan roadmap untuk spektrumnya 5G dibereskan, itu yang paling terpenting sebenarnya,” tuturnya kepada

Baca juga: Konektivitas 5G Oppo Reno5 Dijamin ‘Aman’ Di Luar Negeri

Selain 2,3 Ghz, ada banyak kandidat potensial untuk mengelar 5G di Indonesia, ada 3,5 GHz dan 2,5/2,6GHz, 700 MHz. Frekuensi 700 MHz akan diperoleh setelah proses migrasi TV analog ke TV digital atau Analog Switch Off (ASO) hingga 2 November 2022 mendatang. Kemudian 2,6 GHz masih digunakan untuk Broadcasting Satellite Service (BSS) atau radio, sementara 3,5 GHz untuk FSS atau satelit tetap.

Dan menurutnya, 2,3 Ghz juga merupakan frekuensi yang cukup bagus untuk 5G, namun tergantung bandwidth yang dialokasikan seberapa besar, “jika bandwidth 20 tentu tidak bagus kecepatanya tentu kita juga tidak ingin 5G namun speednya rasa 4G. Jadi banyak parameter sebenarnya sebelum menilai frekuensi itu jelek, masing-masing saya rasa punya plus minusnya,” ungkapnya.

Yang pasti, Shannedy berharap pemerintah untuk segera menentukan spektrum mana yang akan digunakan untuk menggelar 5G. ini karena dari segi operator, device, teknologi chip, para penyedia layanan 5G sudah siap. “Yang belum siap itu regulasi dan spektrum untuk menggelar 5G di Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga: Meski Lelang Dibatalkan, Smartfren Tetap Berminat Frekuensi 2,3 GHz

Lalu ia juga mengungkapkan ada manfaat besar dibalik penerapan dan komersialisasi teknologi 5G di Indonesia, yaitu dampak ekonomi pada sektor barang dan jasa sampai yang diperkirakan mencapai 12 triliun dollar AS (sekitar Rp 168.326 triliun).

“Teknologi ini juga akan membawa lanskap bisnis baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Teknologi 5G juga penting bagi Indonesia yang tengah menyongsong industri 4.0,” tandas Shannedy.

Terima kasih telah membaca artikel

Penyedia Teknologi Berharap Regulasi dan Roadmap Spektrumnya 5G Dibereskan