Penyakit PCOS: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Jakarta –
Polycystic ovary syndrome atau disebut dengan PCOS adalah gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi. Wanita dengan PCOS mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan.
Hormon androgen yang berlebih pada penderita PCOS ini dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong yang berisi cairan. Akibatnya, sel telur pun tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.
Polycystic ovarian syndrome juga dapat menyebabkan penderitanya tidak subur, serta lebih rentan terkena diabetes dan tekanan darah tinggi.
Gejala PCOS
Dikutip dari laman Mayo Clinic, gejala PCOS seringkali berkembang saat periode menstruasi pertama selama masa pubertas.
Tapi, gejala-gejala tersebut juga bisa berkembang setelah melewati masa puber. Gejala PCOS juga bervariasi, di antaranya:
1. Gangguan menstruasi
Gejala pertama PCOS adalah ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur atau berkepanjangan. Sebagai contoh, penderita PCOS hanya akan mengalami menstruasi kurang dari 8-9 kali dalam setahun.
Jarak antar menstruasi dapat kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, atau darah menstruasi mengalir deras.
2. Kelebihan androgen
Peningkatan kadar hormon pria dapat menyebabkan tanda-tanda fisik, seperti kelebihan rambut wajah dan tubuh (hirsutisme), dan kadang-kadang disertai jerawat parah dan kebotakan.
3. Ovarium polikistik
Pada penderita PCOS, Ovarium yang membesar dan mengandung folikel yang mengelilingi telur. Akibatnya, ovarium mungkin gagal berfungsi secara teratur.
Kapan harus ke dokter?
Periksa diri jika ada muncul gejala PCOS, seperti haid yang tidak teratur. PCOS yang tidak ditangani bisa mengakibatkan penderitanya sulit untuk hamil atau mandul karena sel telur tidak dapat dilepaskan (tidak ada ovulasi).