
Penting! Ini Pesan Dirut Baru BPJS Kesehatan Soal COVID-19

Jakarta –
Seiring pandemi COVID-19, BPJS Kesehatan bakal memprioritaskan penanganan penyakit katastropik. Selain karena pengobatannya yang paling banyak mengkonsumsi dana BPJS Kesehatan, juga karena risiko masalah berkepanjangan bagi pengidap katastropik yang terinfeksi COVID-19.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti menyebut, langkah preventif perlu diupayakan.
Pasalnya meski penanganan COVID-19 di luar anggaran BPJS Kesehatan, masalah berkelanjutan pada pengidap penyakit katastropik bisa melonjakkan pengeluaran BPJS Kesehatan untuk pengobatan. Terutama, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan kanker.
“Sekarang ini bagaimana dengan 4T. Testing seperti inovasi GeNose, kemudian tracing, tracking, dan treatment. Berbagai treatment juga dievaluasi. Treatment yang cost effective kita pilih untuk BPJS,” ujarnya pada detikcom saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/3/2021).
Ia sebutkan, umumnya jumlah pengguna BPJS Kesehatan konsisten meningkat. Namun seiring pandemi COVID-19, justru terjadi penurunan. Sebab, banyak orang mengurungkan niat berobat ke rumah sakit karena takut risiko tertular COVID-19.
Dengan begitu menurutnya, pengguna BPJS Kesehatan dengan keluhan penyakit katastropik berpotensi melonjak kembali jika pandemi COVID-19 selesai.
Cara yang paling tepat diupayakan oleh BPJS Kesehatan, bekerja sama dengan Kemenkes, Kemenristek, dan Kemenkeu adalah promosi pencegahan.
Agar tak perlu berobat dan memakan biaya besar, promosi menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit kini dikedepankan.
“Kami ada promosi prevensi. Untuk konsultasi, ke depannya bisa tanpa hadir tapi bisa menyehatkan diri. Sudah ada, akan kita perkuat,” pungkasnya.
Penting! Ini Pesan Dirut Baru BPJS Kesehatan Soal COVID-19
