
Pengembalian Spektrum Sebagai Syarat Restu Merger, Pengamat: Hadirkan Optimasi Jaringan dan Layanan yang Lebih Baik

Jakarta, – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan persetujuan prinsip penggabungan bisnis Indosat Ooredoo dan Hutchinson dengan syarat mengembalikan frekuensi sebesar 2x5MHz FDD (Frequency Division Duplexing) di spektrum 2,1GHz.
Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward kepada Selular menerangkan, pengembalian frekuensi yang kurang lebih 7 persen di 2,1 GHz tidak akan menganggu Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH), justru akan menghadirkan optimasi jaringan dan layanan yang lebih baik.
“Merger memang akan menguatkan frekuensi operator seluler, hanya saja pada pita frekuensi 2,1 GHz itu akan ciptakan persaingan, apabila masing-masing memilki 20 MHz, yang sebelumnya setiap operator hanya memiliki 15 MHz. Dengan pengabungan ini, optimasi infrastruktur dan frekuensi yang menjadi 20 MHz tetap menjadi pendorong yang membuat Service Level Agreement-nya lebih baik,” terang
Untuk frekuensi lain, lanjut Ian akan relatif sama antar operator seluler. “Kalau di 2.1GHz kalau tidak diberlakukan pemerataan akan terjadi 1:2 (15 Mhz : 30 MHz) maka hal ini dicegah sebagai persaiangan usaha yang sehat, kecuali diperoleh dari lelang, sebagai contoh pada 2,3GHz,” lanjutnya.
Syarat restu merger ini melalui pengembalian frekuensi sebesar 5 MHz FDD atau 2 kali 5 MHz (total 10 MHz) di pita frekuensi 2,1 GHz, kedepanya bakal ditawarkan kepada operator seluler lainnya melalui skema lelang.
“Pengembalian frekuensi sebesar 10 MHz ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ‘restu’ merger dari Kominfo,” terang Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kominfo, Ismail.
Proses pengembalian frekuensi sebesar 10 MHz kepada negara itu dilakukan paling lambat selama satu tahun, sejak tanggal izin pita frekuensi hasil penggabungan tersebut ditandatangani.
Selama masa transisi, perusahaan hasil merger Indosat Ooredoo dan Tri masih diperbolehkan untuk memanfaatkan frekuensi 10 MHz di spektrum 2,1 GHz tersebut.
Selain itu, Ismalil juga menegaskan jika keputusan pengembalian frekuensi itu diputuskan berdasarkan evaluasi dengan mempertimbangkan tingkat okupansi, jumlah pelanggan serta rencana pengembangan jaringan berikutnya. “Dari total 145Mhz jika diambil 10Mhz masih tersisa 135Mhz jadi pengurangannya hanya sekitar 7 persen saja, tidak banyak,” ungkapnya.
Pengembalian Spektrum Sebagai Syarat Restu Merger, Pengamat: Hadirkan Optimasi Jaringan dan Layanan yang Lebih Baik
