Pengakuan Warga Korsel yang Ingin Lajang Seumur Hidup, Anggap Seks Tak Penting


Jakarta –
Semakin banyak wanita di Korea Selatan yang menganggap pernikahan tak penting lagi. Pun ingin kawin, kebanyakan memutuskan untuk memulainya di usia 40-an tahun.
Ada banyak faktor yang membuat wanita di Korea Selatan memutuskan melajang seumur hidup. Mulai dari tuntutan dan peran besar yang harus dipikul wanita sampai adanya trauma.
Helena Lee bukannya menganggap laki-laki tak menarik. Tapi ia punya prinsip tak akan menggantungkan hidupnya kepada pria dan pernikahan.
“Kadang saya mencoba untuk percaya pada pria dan tidak berpikir untuk membunuh mereka, tapi maaf sampai sekarang saya masih di sisi ekstrim itu,” kata Lee kepada The Atlantis.
Bukan tanpa alasan. Ayahnya adalah seseorang yang kasar dan tidak bertanggung jawab. Ia tak punya figur ayah sejak usianya 6 tahun. Sejak itu, Lee dan ibunya tinggal dengan neneknya dan memutuskan untuk menjadi lebih tomboy.
Lee adalah bagian dari gerakan wanita Korea Selatan yang secara aktif memilih lajang atau disebut The 4 No’s. Penganut gerakan ini bahkan memilih tidak berkencan, tidak berhubungan seks sama sekali, tidak menikah dan tidak melahirkan.
Mereka kelompok ekstrem dari tren yang lebih luas dari pernikahan. Menurut sebuah perkiraan, lebih dari sepertiga pria Korea dan seperempat wanita Korea yang kini berusia pertengahan hingga akhir 30-an tidak akan pernah menikah apalagi punya anak.
Pemerintah telah mencoba memperluas cuti melahirkan, menawarkan pasangan bonus yang semakin besar untuk memiliki bayi, dan mensubsidi perumahan di Seoul untuk pengantin baru.
Pada tahun 2016, pemerintah menerbitkan “peta kelahiran” secara online yang menunjukkan berapa banyak wanita usia subur yang tinggal di berbagai daerah, upaya kikuk untuk mendorong kota-kota agar menghasilkan lebih banyak bayi. Hal ini memicu protes feminis dengan wanita memegang spanduk bertuliskan ‘Rahimku bukan barang publik nasional dan mesin penjual bayi’.
Jika kondisi ini berlanjut, diperkirakan populasi Korea Selatan akan menyusut secara drastis karena tak ada lagi kelahiran yang terjadi di negara itu.