Peneliti Temukan Kelemahan Vaksin Corona yang Dikembangkan China dan Rusia

Jakarta

Beberapa ilmuwan menyebut vaksin Corona yang dikembangkan China dan Rusia memiliki potensi kelemahan. Hal ini mencuat setelah peneliti melihat kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan negara tersebut didasari oleh virus flu sehingga berpotensi membatasi keefektifannya.

Kedua kandidat yang dimaksud adalah vaksin CanSino Biologics yang dikembangkan China dan vaksin Sputnik V yang dibuat oleh Institut Gamaleya Moskow, Rusia. Alasannya adalah kedua vaksin ini dikembangkan dari modifikasi dari adenovirus tipe 5 atau Ad5.

“Ad5 mengkhawatirkan saya hanya karena banyak orang memiliki kekebalan. Saya tidak yakin apa strategi mereka … mungkin (vaksin) tidak akan memiliki kemanjuran 70 persen. Mungkin hanya 40 persen, dan itu lebih baik daripada tidak sama sekali, sampai yang lain muncul,” kata peneliti vaksin di Universitas John Hopkins, Anna Durbin, dikutip dari Reuters, Selasa (1/9/2020).

Para peneliti telah bereksperimen dengan vaksin berbasis Ad5 untuk melawan berbagai infeksi selama beberapa dekade, tetapi tidak ada yang digunakan secara luas. Metode pengembangan ini mengunakan virus yang dilemahkan sebagai ‘vektor’ untuk membawa gen dari virus target untuk mendorong respons kekebalan sehingga dapat melawan virus yang sebenarnya.

Hanya saja, menurut para ahli, sudah banyak orang yang memiliki antibodi Ad5 yang dapat menyebabkan sistem kekebalan menyerang vektor alih-alih merespons virus Corona, membuat vaksin ini kurang efektif.

Beberapa peneliti juga mengembangkan vaksin Corona dengan metode lain. Seperti yang dikembangkan oleh Universitas Oxford yang berbasis adenovirus Ad26, jenis yang relatif langka.

“Kandidat vaksin Oxford sepertinya memiliki keuntungan yang lebih baik dibandingkan vaksin CanSino,” tutur Dr Zhou Xing, dari Universitas McMaster Kanada.

Xing juga khawatir bahwa vektor Ad5 dosis tinggi dalam vaksin CanSino dapat menyebabkan demam sehingga memicu skeptisisme tentang vaksin.


Terima kasih telah membaca artikel

Peneliti Temukan Kelemahan Vaksin Corona yang Dikembangkan China dan Rusia