Pemilik Gym Protes Aturan Lockdown, Nekat Buka Usaha Saat Kasus Corona Melonjak

Jakarta –
Jumlah kematian pasien virus Corona di Korea Selatan telah melampaui 1.000 jiwa pada Selasa (5/1/2021). Hanya saja di tengah situasi tersebut, banyak pemilik gym atau pusat kebugaran mengancam akan membuka kembali usahanya sebagai bentuk protes terhadap aturan lockdown atau pembatasan.
Saat ini, otoritas di Korsel memberlakukan pembatasan ketat untuk mengendalikan gelombang baru COVID-19. Korsel juga melakukan banyak tes dan pelacakan pasien yang masif demi mencegah karantina wilayah.
Selama beberapa minggu, pusat kebugaran adalah salah satu tempat usaha yang ditutup oleh pemerintah. Namun sanggar balet dan taekwondo tetap boleh buka namun pengunjung tetap dibatasi.
Kim Jae-Kang, salah satu pemilik pusat kebugaran, mengatakan kebijakan itu sangat tidak adil dan berdampak pada bisnisnya. Ia mengatakan berencana membuka kembali pusat kebugaran dan pilatesnya di Seoul.
Namun rencananya itu terancam kena denda sanksi sampai 3 juta won atau sekitar Rp 38,8 juta.
“Untuk industri kebugaran, Januari adalah musim puncak untuk menarik anggota gym, yang memutuskan untuk mulai berolahraga sejak tahun baru,” kata Kim, dikutip dari Reuters.
Kepala Asosiasi Pemilik Usaha Kebugaran Korsel, Oh Sung-young, mengatakan kepatuhan protokol kesehatan seperti menjaga jarak diterakan lebih baik di gym daripada restoran.
“Mereka yang datang berolahraga lebih peduli dengan kesehatannya, jadi mereka tidak pernah melepas masker,” ujar Oh.
Ia menyebut ada sekitar 300 pemilik usaha pusat kebugaran yang berencana membuka kembali. Tapi ada juga beberapa pemilik gym yang sudah membuka usahanya secara diam-diam.