Pemerintahan Joe Biden Menolak Bersikap Tegas Terhadap Huawei dan ZTE

Jakarta, – Dua raksasa telekemunikasi China, Huawei dan ZTE, sangat berharap perubahan kepemimpinan di Gedung Putih dapat membantu iklim bisnis yang rusak, karena manuver yang dilakukan oleh Donald Trump. Larangan berbisnis dengan perusahaan-perusahaan teknologi AS yang diberlakukan Trump saat berkuasa di gedung, membuat kinerja kedua vendor yang berbasis di Shenzen itu melorot tajam.
Meski belum dapat dipastikan, namun harapan tersebut sepertinya mendapat peluang. Pasalnya, Gina Raimondo, calon yang diajukan oleh Presiden Joe Biden untuk mengepalai Departemen Perdagangan AS, berjanji untuk tetap melindungi jaringan telekomunikasi AS dari perusahaan-perusahaan China. Meski demikian, Gina menolak berkomitmen untuk tetap mempertahankan raksasa telekomunikasi Huawei Technologies dalam daftar hitam ekonomi AS.
“Saya akan menggunakan perangkat lengkap yang saya miliki semaksimal mungkin untuk melindungi Amerika dan jaringan kami dari campur tangan China atau segala jenis pengaruh pintu belakang,” kata Gina Raimondo dalam dengar pendapat di hadapan Komite Perdagangan Senat AS, menyebutkan Huawei dan ZTE Corp.
Seperti diketahui, Departemen Perdagangan di bawah mantan Presiden Donald Trump membidik China di berbagai bidang, menambahkan lusinan perusahaan China ke daftar hitam perdagangan, termasuk Huawei, pembuat chip teratas negara itu SMIC, Hikvision, produsen drone SZ DJI Technology, TikTok dan WeChat.
Bahkan seminggu sebelum lengser, Trump memberikan kado perpisahan yang menyesakkan bagi Xiaomi. Sesuai perintah eksekutif yang ditandatanganinya pada November 2020, Xiaomi menjadi pemain industri terbaru yang menghadapi peningkatan pembatasan dari pemerintah AS.
Selain Xiaomi, perusahaan China lainnya yang belakangan masuk dalam daftar hitam adalah Micro-Fabrication Equipment, Luokong Technology, Beijing Zhongguancun Development Investment Center, GOWIN Semiconductor, Grand China Air Company, Global Tone Communication Technology, China National Aviation Holding, dan Commercial Aircraft Corporation of China.
Kongres AS pada Desember 2020 juga menyetujui anggaran sebesar $ 1,9 miliar untuk mendanai penggantian peralatan ZTE dan Huawei, yang selama bertahun-tahun sebelumnya telah dibangun dalam jaringan telekomunikasi AS.
Ditanya oleh Senator Ted Cruz apakah dia akan mempertahankan Huawei dalam daftar hitam ekonomi, Gina yang merupakan Gubernur Rhode Island mengatakan bahwa dia akan “meninjau kebijakan, berkonsultasi dengan Anda, berkonsultasi dengan industri, berkonsultasi dengan sekutu kami dan membuat penilaian tentang apa yang terbaik untuk keamanan nasional dan ekonomi Amerika”.
Penjelasan Gina yang cenderung moderat, tentu saja mengecewakan senator dari kubu Partai Republik. Michael McCaul, tokoh Republik di Komite Urusan Luar Negeri DPR, dan Senator Republik Ben Sasse, mengkritik penolakan Gina untuk berkomitmen mempertahankan Huawei dalam daftar.
“Huawei masih boneka teknologi Partai Komunis China dan merupakan ancaman serius bagi keamanan nasional,” kata Sasse, seperti dilaporkan ET India (27/1/2021).
Jika pencalonan berjalan mulus, Gina Raimondo akan mewarisi upaya gagal pemerintahan Trump sebelumnya untuk melarang toko aplikasi AS menawarkan TikTok atau WeChat milik China untuk diunduh.
Tiga hakim AS memblokir perintah Departemen Perdagangan yang dikeluarkan di bawah Trump yang berusaha melarang unduhan baru kedua aplikasi tersebut dan memberlakukan pembatasan pada WeChat dan TikTok yang secara efektif akan melarang penggunaannya di AS. Keputusan tersebut masih bisa berubah, karena Departemen Perdagangan sedang naik banding pada pengadilan wilayah.
Di bawah tekanan dari pemerintah AS, ByteDance, perusahaan yang menaungi TikTok, telah melakukan pembicaraan selama berbulan-bulan untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Walmart dan Oracle untuk mengalihkan aset TikTok menjadi entitas baru, sebagai upaya mengatasi masalah keamanan AS.
Meski menolak bersikap tegas terhadap Huawei dan ZTE, namun Raimondo berjanji akan mengambil tindakan “agresif” menanggapi praktik perdagangan dari China. “Tindakan China telah anti persaingan,” tambahnya. Dan dia mengatakan akan menggunakan semua alat yang tersedia untuk “menyamakan kedudukan.”
Senada dengan Gina, Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan bahwa Biden akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait perintah eksekutif yang diterbitkan Trump untuk Huawei. Tujuannya adalah untuk membuat strategi yang komprehensif.
Menurut Psaki, upaya ini juga dilakukan untuk mencari kebenaran, apakah perusahaan China benar-benar menyalahgunakan data pengguna dari AS, dan tidak menggunakan teknologi AS untuk memperkuat militer mereka.
“Jadi sekali lagi, kami akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait permasalahan ini. Kami ingin melihatnya dengan cermat dan kami berkomitmen untuk memastikan data dan teknologi AS sudah benar-benar terlindungi,” pungkas Psaki.