Pegunungan Singgah Mata Beutong, Aceh

Terhampar di wilayah yang menjadi bagian dari dua kabupaten, yaitu Nagan Raya dan Aceh Tengah, Pegunungan Singgah Mata Beutong merupakan bagian dari ekosistem Pegunungan Leuser yang memiliki wilayah sangat luas. Ketinggian gunung ini mencapai 2.800 meter dpl yang menjadi rumah bagi berbagai macam spesies flora dan fauna.
Lewat pesona alamnya yang memukau, Singgah Mata Beutong memancarkan magnet bagi para pecinta wisata alam dan wisata adventure yang gemar memacu adrenalin. Karena dari atas puncaknya akan dapat dinikmati pepohonan hijau yang berselimut kabut putih. Sementara pada bagian lereng gunung dapat dilihat proses pembukaan lahan dengan dibangunnya jalan penghubung antara Aceh Tengah – Nagan Raya.
Namun, untuk dapat menikmati keindahan tersebut, butuh perjuangan yang tidak ringan. Pengunjung tidak hanya butuh waktu dan tenaga, karena untuk dapat mencapai kaki gunung saja, harus melakukan perjalanan sekitar 1 jam dengan menempuh jarak sekitar 44 km.
Selain itu, jalan di gunung yang berada di wilayah Kecamatan Beutong ini juga menjadi tantangan tersendiri. Awalnya, kondisi jalan memang mulus berlapiskan aspal. Namun, begitu memasuki wilayah Beutong, kondisi jalan berubah drastis.

Selain sempit juga penuh dengan tikungan dan tanjakan ekstrim yang bersebelahan dengan jurang mengangah di salah satu sisinya. Adrenalinpun bakal terpacu dan konsentrasi mau tidak mau harus tetap terjaga, karena lengah sedikit saja bakal terperosok ke jurang yang dalam.
Lebih menegangkan lagi karena jalan di lereng gunung seringkali longsor serta banyaknya titik jalan yang rusak parah dan berlobang. Apalagi cuaca terkadang tidak menentu dan kabut tebal tanpa disangka menghalangi jarak pandang disertai suhu udara yang menurun dengan drastis.

Karena itu, wisatawan yang bermaksud mendaki Gunung Singgah Mata, disarankan menggunakan motor trail agar dapat melalui tanjakan dan jalan yang terjal. Itupun terkadang masih harus memaksa wisatawan turun dari motor dan berjalan menuntunnya, karena terlalu berbahaya kalau dinaiki.
Meski cukup menguras tenaga dan memacu adrenalin, wisatawan dipastikan akan terhibur oleh suguhan pemandangan alam yang berhias pepohonan hijau, perbukitan dan pegunungan di kejauhan.

Lebih menarik lagi, mengingat Singgah Mata adalah bagian dari ekosistem Pegunungan Leuser yang mempunyai keanekaragaman flora dan fauna, membuat wisatawan yang mendaki gunung ini berkesempatan untuk bertemu dengan berbagai satwa liar, seperti rusa, babi, landak, tupai bahkan harimau. Namun, kesempatan untuk bertemu harimau sudah barang tentu sangat langka karena bianatang buas tersebut lebih sering tinggal di dalam hutan.
Setelah bersusah payah menguras tenaga dan konsentrasi, begitu sampai di puncak, perjuangan yang tidak ringan tersebut seketika akan terbayar. Di atas puncak Gunung Singgah Mata, wisatawan akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa indah berupa hamparan hutan yang hijau dan asri, pepohonan di sekitar yang tinggi dan rimbun, deretan perbukitan di kejauhan dan terkadang muncul gelombang kabut tebal yang menari-nari di depan mata. Bersamaan itu pula, suhu udara di sekeliling terasa dingin menusuk tulang.

Tidak hanya keindahan pemandangan alam saja yang dapat ditemui wisatawan saat mendaki Gunung Singgah Mata, tapi juga warga setempat yang pulang atau hendak berangkat manambang batu giok. Gunung Singgah Mata memang dikenal kaya akan kekayaan alam yang tersimpan di dalam perut tanah, salah satunya adalah batu giok yang apabila telah diolah dapat menjadi perhiasan dan souvenir dengan harga yang cukup mahal.
Dengan medan yang ekstrim dan lokasi yang jauh dari pusat keramaian, objek wisata alam yang satu inipun juga minim akan fasilitas. Jadi jangan berharap dapat menemukan warung, kamar mandi atau toilet umum, mushollah untuk tempat beribadahpun juga tidak tersedia. Karena itu, sebelum berangkat, siapkan seluruh perbekalan termasuk makanan dan minuman, agar tidak kelaparan dan kehausan saat berada di puncak gunung.

Satu-satunya fasilitas yang ada adalah sebuah pos kecil yang berada di puncak. Pos ini biasanya digunakan sebagai tempat beristirahat para pendaki untuk melepas lelah seusai melakukan perjalanan panjang.
Bagi wisatawan yang ingin bermalam, sudah barang tentu harus mendirikan tenda dan melakukan camping di puncak gunung, karena tempat penginapan terdekat hanya ada di Kecamatan Beutong dan Takengon.