Pavel Durov: Telegram Sudah Menyebar Luas Seperti Kebakaran Hutan!

– Kinerja Telegram belakangan ini semakin moncer. Aplikasi perpesanan buatan anak muda asal Rusia itu, terus membayangi WhatsApp.
Dengan kepopulerannya, bukan tidak mungkin, Telegram bisa mengambil alih posisi teratas sebagai aplikasi perpesanan nomor satu dunia.
Hingga berita ini ditulis, Telegram memiliki 900 juta pengguna dan akan mengantongi 1 miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu dekat.
Pendiri Telegram, Pavel Durov menyebut banyaknya pengguna Telegram saat ini seperti kebakaran hutan.
“Pengguna aktif bulanan kami akan tembus 1 miliar pada tahun ini. Telegram telah menyebar luas seperti kebakaran hutan,” kata Durov, melansir Reuters.
Dengan capaian tersebut, Telegram masuk dalam jajaran platform terpopuler di dunia. Aplikasi pertukaran pesan yang terkenal dengan sistem keamanannya itu, sekarang berada di jajaran teratas, bersaing dengan Facebook, Youtube, WhatsApp, Instagram, Titok, hingga Wechat.
Baca Juga: Telegram Rilis Fitur Baru Ada Efek Thanos Saat Hapus Chat
Berikut fakta-fakta singat tentang Pavel Durov dan Telegram yang kini semakin populer.
- Pavel Durov merupakan pendiri Telegram. Pria kelahiran St. Petersburg, Rusia pada 10 Oktober 1984 itu, merupakan lulusan dari Saint Petersburg University. Dengan kepopulerannya, ia sering dijuluki sebagai ‘Mark Zuckerberg’-nya Rusia.
- Hingga Mei 2024, Telegram memiliki lebih dari 900 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia.
- Dengan besarnya minat pengguna, Telegram diperkirakan bakal menembus 1 milyar pengguna aktif bulanan dalam waktu dekat.
- Telegram, yang gratis untuk digunakan, bersaing dengan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp milik Facebook.
- Durov meninggalkan Rusia setelah dia menolak bekerja sama dengan dinas rahasia negara tersebut. Ia tidak bersedia memberikan data terenkripsi dari pengguna jejaring sosial.
- Saat itu sebagai CEO Vkontakte, cikal bakal Telegram, ia menolak memberikan akses data para pengunjuk rasa Ukraina kepada badan keamanan Rusia. Penolakannya berujung dipecatnya Durov sebagai CEO pada April 2014.
- Durov, menjadi warga negara Prancis pada 2021. Kemudian ia memindahkan operasional Telegram ke Dubai pada 2017.
- Konflik yang melanda banyak belahan dunia, membuat Telegram semakin popular sebagai sumber informasi.
- Memang, dibandingkan aplikasi perpesanan lainnya, Telegram tidak menyaring konten, sehingga banyak juga disinformasi terkait konflik. Tengok saja ketika terjadi perang Ukraina Rusia yang pecah pada Februari 2022 lalu. Semua informasi berseliweran, baik yang bersifat hoax maupun yang berasal dari sumber terpercaya.
Baca Juga: Telegram Mulai Luncurkan Akun Bisnis dengan Beragam Fitur Baru