
Pasokan Chip Terbatas, Laba Foxconn Terpangkas

Jakarta, – Pemasok utama Apple Foxconn membukukan laba kuartal keempat 2020 yang lebih rendah. Penurunan laba itu merupakan imbas dari pandemi corona sehingga memangkas margin keuntungan. Foxconn mengatakan pencapaian itu di luar ekspektasi dan memperingatkan dampak “kekurangan bahan” di tengah ketatnya pasokan chip global.
Foxconn yang merupakan vendor kontrak elektronik terbesar di dunia, hanya mampu membukukan laba bersih Oktober-Desember sebesar T $ 45,97 miliar ($ 1,61 miliar). Turun sebesar 4% dari tahun sebelumnya. Pencapaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata T $ 50,89 miliar dari perkiraan 11 analis yang dikumpulkan oleh Refinitiv .
Chief Financial Officer Foxconn, David Huang mengatakan margin kotor perusahaan terkena pandemi COVID-19 tetapi penjualan ponsel cerdas yang kuat masih berkontribusi pada kinerja yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal keempat, meskipun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Walaupun laba merorot, Foxconn yang menyandang nama resmi Hon Hai Precision, mengatakan bahwa pendapatan kuartal keempat naik 15% pada tahun tersebut.
Pencapaian itu, terutama didorong oleh peningkatan pendapatan lebih dari 15% pada tahun ini dari segmen elektronik konsumen termasuk smartphone, yang menyumbang 63% dari bisnisnya pada kuartal tersebut.
Meski dunia tengah dilanda wabah corona, Foxconn sebelumnya memperkirakan pendapatan kuartal keempat berada dalam kisaran penurunan 3% dan naik 3% dari tahun sebelumnya.
Meski kinerja Q4-2020 tidak menggembirakan, namun chairman Foxconn Liu Young-way mengatakan dia mengharapkan pendapatan kuartal pertama tahun ini menjadi “lebih baik dari biasanya”, berkat penjualan yang kuat dari smartphone dan perangkat telecommuting di tengah tren bekerja-dari-rumah yang dipicu oleh virus corona. Foxconn sebelumnya mengatakan mengharapkan pendapatan tumbuh sekitar 10% pada 2021.
Meski optimis kinerja perusahaan kembali membaik, bagaimanapun, ia mengatakan bahwa perusahaan sedang memantau “kekurangan bahan” dalam rantai pasokan elektronik konsumen. Hal itu dapat mencapai kurang dari 10% dari pesanan klien, meskipun menggambarkan dampaknya terbatas.
“Pandemi dan kekurangan material dapat memengaruhi kinerja kami ke depan. Itu sebabnya kami berhati-hati, ” kata Liu, seraya menambahkan bahwa kekurangan pasokan chip itu bisa berlanjut hingga tahun depan.
Sementara Liu tidak memberikan rincian secara spesifik tentang kekurangan tersebut, sumber industri mengatakan kekurangan chip yang pertama kali melanda industri otomotif sekarang menyebar ke seluruh bisnis elektronik termasuk smartphone.
Guna mengatasi kurangnya pasokan chip, Liu mengatakan Foxconn sedang dalam pembicaraan dengan “pengecoran terkait” tentang kemungkinan kolaborasi untuk membuat chip untuk kendaraan listrik (EV), menggembar-gemborkan kekuatan perusahaan yang kurang diperhatikan dalam pembuatan chip khusus. Dia tidak memberikan rincian.
Vendor yang berbasis di Taipe itum dalam beberapa bulan terakhir mengumumkan rencananya untuk menjadi pemain utama di pasar EV (electronic vehicle) atau mobil listrik global.
Pasokan Chip Terbatas, Laba Foxconn Terpangkas
