Pasien Antre di IGD, Dinkes DI Yogyakarta Angkat Bicara

Yogyakarta

Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut terjadi antrean pasien positif COVID-19 yang ingin mendapat perawatan di rumah sakit. Hal itu karena perlu penyesuaian khusus untuk menangani pasien COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie membenarkan hal tersebut. Namun, dia mengaku jika perawatan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di IGD telah mendapatkan persetujuan dari Kemenkes RI dan hanya bersifat sementara.

“Kami harus mengatakan bahwa sebenarnya IGD ini bukan tempat untuk merawat dalam waktu yang panjang tetapi dalam kondisi darurat kita mintakan persetujuan Kementerian mereka (pasien COVID-19) bisa dirawat di IGD,” katanya melalui Zoom, Senin (11/1/2021).

Oleh karena itu dia enggan disebut jika seluruh rumah sakit rujukan COVID-19 di DIY penuh dan tidak mau memberikan pelayanan. Terlebih, untuk merawat pasien COVID-19 memerlukan tenaga kesehatan yang mumpuni.

“Karena kita ada pemberlakuan sistem cohorting, jadi bed tidak bisa terisi meskipun kosong,” ujarnya.

“Misal gini, di rumah sakit A ada bed kosong tetapi di dalam 1 ruang ada 2 bed, tapi kalau di rumah sakit A ada 1 ruangan ada 2 bed 1 diisi pasien putri kan tidak mungkin satunya diiisi pasien putra,” lanjut Pembajun.

Belum lagi karena rumah sakit menyediakan 1 sampai 2 bed yang diperuntukkan kepada internal atau nakes di rumah sakit rujukan COVID-19. Semua itu agar nakes yang menangani COVID-19 segera dirawat apabila terpapar.

“Susah cari rujukan dan lain-lain, antara lain kondisi seperti ini mungkin yang teman-teman media tidak pirsa (ketahui) masyarakat tidak pirsa (ketahui),” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Dinkes DIY Yuli Kusumastuti mengaku memang sering terjadi seolah-olah rumah sakit menolak pasien COVID-19. Padahal itu terjadi karena adanya antrean pasien di IGD.

“Tempat perawatan itu sudah full kemudian pada suatu hari pelaporan terjadi sudah kosong 1 (tempat tidur). Kemudian terbaca kosong 1, pasien luar datang mau masuk, nanti dulu karena dari IGD sudah ngantri,” ujarnya.

Hal tersebut yang membuat kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19 terkesan penuh dan enggan menerima pasien baru.

“Jadi seolah-olah ini kosong kenapa ditolak, itu karena yang masuk di IGD lebih dulu (masuk ke tempat perawatan). Ini salah satu dinamika di lapangan seperti itu,” ucap Yuli.

Hingga hari ini, rumah sakit rujukan COVID-19 di DIY menyediakan 76 tempat tidur critical dan terpakai 55. Sedangkan untuk non critical tersedia 652 tempat tidur dan terpakai 594.

Terima kasih telah membaca artikel

Pasien Antre di IGD, Dinkes DI Yogyakarta Angkat Bicara