
Pasar Dalam Negeri Menyelamatkan Bisnis Jaringan Huawei

– Persoalan geopolitik yang mendera Huawei sejak pertengahan 2019, membuat kinerja raksasa telekomunikasi China itu melorot drastis. Tak hanya bisnis smartphone, bisnis jaringan yang selama ini menjadi tulang punggung perusahaan pun terdampak cukup dalam.
Tak tanggung-tanggung, berdasarkan laporan perusahaan riset Dell’Oro Group, Huawei telah kehilangan pendapatan senilai US$100 juta di pasar peralatan telekomunikasi global pada tahun lalu. Hal itu merupakan imbas dimasukkannya Huawei dalam daftar hitam perdagangan AS sejak Mei 2019.
Meski pendapatan menukik tajam, Huawei tetap menjadi vendor teratas, berkat permintaan yang kuat dari operator selular di China daratan.
Baca Juga: 4 Keuntungan dari “HUAWEI Service Carnival 2022” Bentuk Penghargaan Bagi Konsumen
Menurut Dell’Oro Group, Huawei masih mempertahankan keunggulannya di pasar peralatan telekomunikasi global dengan pangsa pendapatan sekitar 28 persen. Namun riset Dell’Oro Group, tidak memberikan rincian penjualan 2021.
Posisi vendor yang berbasis di Shenzhen itu diikuti oleh Nokia dari Finlandia dan Ericsson dari Swedia. Kedua vendor asal negara Nordik itu, masing-masing menggamit sekitar 16 persen pangsa pasar pendapatan pada periode yang sama.
“Huawei terus memimpin pasar global, menggarisbawahi cengkeramannya di pasar China, kedalaman portofolio telekomunikasi dan ketahanan dengan jejak yang ada,” kata Stefan Pongratz, analis yang bertanggung jawab untuk pasar jaringan akses radio seluler (RAN) dan belanja modal telekomunikasi, program penelitian di Dell’Oro.
Menurut Dell ‘Oro, Huawei dan ZTE adalah pemasok utama peralatan 5G, termasuk BTS yang dikenal sebagai RAN, untuk tiga operator jaringan nirkabel terbesar di dunia, China Mobile, China Unicom, dan China Telecom.
Ketiga operator itu, secara kolektif memimpin pengembangan jaringan seluler 5G terbesar di dunia di China, yang menargetkan 2 juta BTS 5G terpasang pada tahun ini.
Meski Huawei masih merupakan pemain utama di bisnis jaringan, bagaimanapun, laporan Dell’Oro tersebut mengindikasikan bahwa upaya berkelanjutan oleh pemerintah AS untuk mengekang penyebaran peralatan jaringan telekomunikasi Huawei di luar China telah berdampak negatif pada perusahaan.
Tahun lalu, Ericsson dan Nokia masing-masing memiliki pangsa pendapatan 20 persen dari pasar peralatan telekomunikasi di luar China, menurut laporan Dell’Oro. Sebagai perbandingan, Huawei hanya memperoleh 18 persen pangsa pasar.
Penjualan peralatan telekomunikasi global tahun lalu mencapai hampir US$100 miliar, naik 7 persen dari 2020, kata laporan itu. Di mana China menyumbang sekitar seperempat dari total pasar.
Baca Juga: Anomali Huawei: Pendapatan Merosot Tajam Namun Laba Mencapai Rekor Tertinggi
Halaman berikutnya
Pendapatan 2021 Turun Hingga 29%
Pasar Dalam Negeri Menyelamatkan Bisnis Jaringan Huawei
