Pariwisata di Bantul Peroleh Pendapatan Tinggi Saat Pandemi, Kok Bisa?

Pandemi Covid-19 yang melanda sejak Indonesia sejak awal 2020 telah membuat sektor pariwisata mengalami kerugian sangat besar. Bahkan tercatat banyak hotel yang terpaksa harus tutup permanen karena tak mampu membendung kerugian. Rupanya kondisi ini tidak berlaku di Bantul, pendapatan pariwisata pada tahun 2020 justru melebihi target.

Sejak pandemi Covid-19, sejumlah bisnis yang bergerak di sektor wisata menjalani masa-masa yang sulit. Tidak sedikit bahkan yang mengalami kebangkrutan. Tanpa adanya kreativitas dan inovasi, industri pariwisata bersama semua lini bisnis di dalamnya berada dalam ancaman. Pelaku bisnis dapat melakukan perubahan pada strategi dan modifikasi produk.

Dilansir Kompas.com pada Jumat (1/1/2021), Markus Purnomo Adi selaku Kepala Seksi Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul menuturkan bahwa target awal Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bantul dari sektor pariwisata untuk tahun 2020 adalah 32 miliar, namun diturunkan menjadi Rp 14 miliar karena berbagai pembatasan sosial akibat Covid-19.

Kondisi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan niat wisatawan di Bantul untuk berlibur. Buktinya pada akhir tahun 2020 lalu, Kabupaten Bantul dapat memenuhi target dengan capaian lebih dari Rp 16 miliar dengan jumlah kunjungan sekitar 1,7 juta. Kawasan pesisir pantai masih menjadi destinasi favorit selama 2020, terutama Pantai Parangtritis yang mistis.

Di awal masa pandemi Covid-19, sejumlah destinasi pariwisata di Bantul sempat ditutup hingga tiga bulan. Kemudian ketika masuk New Normal, dilakukan uji coba pembukaan kawasan wisata secara bertahap, dengan pembatasan jumlah pengunjung. Wisatawan juga wajib mematuhi aturan protokol kesehatan, seperti selalu memakai masker serta menjaga jarak.

Terima kasih telah membaca artikel

Pariwisata di Bantul Peroleh Pendapatan Tinggi Saat Pandemi, Kok Bisa?