Pandemi COVID-19 Ternyata Bikin Wanita Gampang Keputihan, Ini Sebabnya

Jakarta –
Pandemi virus COVID-19 mengharuskan banyak orang untuk melakukan sebagian besar aktivitasnya dari rumah. Meski di rumah saja, tidak berarti lebih bersih dan aman dari berbagai penyakit. Misalnya, masalah keputihan yang dapat menghantui daerah kewanitaan.
Keputihan adalah cairan yang dikeluarkan oleh vagina untuk menjaga kebersihan dan kelembapan. Menurut survey BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), sebanyak 75 persen wanita Indonesia pernah mengalami satu kali keputihan.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr Dinda Derdameisya, SpOG, menjelaskan wanita yang banyak melakukan aktivitas di rumah saja justru lebih banyak yang mengalami keputihan. Hal ini karena banyak wanita yang menganggap bersih selama di rumah tetapi tidak memperhatikan kelembapan area kewanitaan.
“Karena mikirnya di rumah saja kok toiletnya juga pake toilet rumah, tapi kan kelembapan itu yang membuat justru munculnya bakteri sama jamur, karena kelembapan itu jadi mudah sekali tuh si kuman-kuman itu tumbuh. Jadi banyaknya yang di rumah saja justru penyakitnya adalah keputihan ” ujar dr Dinda, Kamis (5/11/2020).
Jenis keputihan dapat dibagi menjadi dua yaitu keputihan normal dan abnormal. Keputihan yang normal keluar tidak terus menerus dan dapat hilang selama 2-3 hari. Sedangkan pada keputihan abnormal ditandai dengan berwarna, memiliki bau, gatal dan terasa perih.
Keputihan dapat disebabkan akibat tidak mengganti pakaian dalam secara rutin. Selain itu, keputihan dapat disebabkan oleh faktor stres.
“Penyebab keputihan itu sebenarnya ada bakteri, parasit, jamur. Kalau stres itu lebih relate-nya ke jamur karena lembap tadi juga,” ujar dr Dinda.
Upaya mencegah keputihan dapat dilakukan dengan sering mengganti pakaian dalam. Selain itu jangan gunakan celana yang ketat untuk menjaga kesehatan vagina.