
Pakar Jelaskan 2 Bukti Dokumen ‘Bocor’ AS Bukan Danai Riset COVID-19

Jakarta –
Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo mengungkap dua hal yang membuktikan dokumen Amerika Serikat bukan mendanai penelitian virus Corona penyebab COVID-19.
Dokumen tersebut berisi bukti pendanaan pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan EID SEARCH Emerging infectious Disease Search di Asia Tenggara, terkait SARS.
“Di dokumen adalah bukti pendanaan pemerintah federal Amerika untuk melakukan EID SEARCH Emerging infectious Disease Search di Southeast Asia: Singapore, Thailand, Malaysia untuk meningkatkan kapasitas surveillance Asia Tenggara sebagai potential hotspot munculnya wabah virus,” jelasnya di akun Twitternya, Sabtu (11/9/2021).
Link Postingan Sumber Dari Twitter
Bukti lainnya, Ahmad mengungkapkan bahwa komputer modelling yang dipublikasikan di dokumen tersebut tidak cocok dengan SARS-CoV-2.
“Dan bukti lain juga menunjukkan bahwa kajian bioinformatik SARS-CoV-2 (COVID-19) itu diprediksi tidak punya ikatan yang kuat terhadap ACE-2, dan asam amino yang muncul di SARS-CoV-2 tidak cocok dengan komputer modeling yang mereka publikasi. Artinya, virus COVID bukan hasil modeling buatan,” tegasnya.
Ahmad mengatakan masalah soal dokumen ini mencuat akibat banyaknya orang yang percaya pada konspirasi yang menyebutkan bahwa AS mendanai Wuhan, China, untuk membuat COVID-19 sebagai senjata biologis. Padahal, dilihat dari sekuennya saja antara SARS-CoV-1 dan SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19) memiliki perbedaan hingga 20 persen.
“Masalahnya karena orang yang punya lensa konspirasi menganggap bahwa ini bukti pendanaan penelitian Amerika-China untuk merekayasa virus baru. Padahal kalau kita lihat publikasinya, mereka sangat fokus ke SARS,” pungkasnya.
Pakar Jelaskan 2 Bukti Dokumen ‘Bocor’ AS Bukan Danai Riset COVID-19
