Oppo Pimpin Pasar Smartphone Indonesia Q3 2021

Jakarta, – laporan terbaru Firma riset pasar IDC mengungkapkan pengiriman smartphone di Indonesia hanya mencapai 9,2 juta unit di kuartal tiga (Q3) 2021, atau menurun 12,4% year-on-year (YoY).
Sejumlah faktor menjadi pemicu penurunan pengiriman smartphone. Seperti diketahui gelombang kedua Covid-19 memuncak pada Juli 2021, dan untuk menekan penyebarannya, pemerintah memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yang berlangsung pada 3 Juli 2021 lalu.
Penerapan PPKM Darurat dilakukan secara bertahap mulai tanggal 26 Juli 2021, dengan catatan tren kasus Covid-19 mengalami penurunan.
Dengan kebijakan ini, menyebabkan penutupan ritel yang berdampak pada wilayah Jawa dan Bali dan beberapa hotspot lainnya, yang menyebabkan penjualan offline terganggu.
Sementara setelah pembatasan mulai dilonggarkan sejak September, kekurangan pasokan berdampak pada pengiriman ponsel secara keseluruhan.
Vanessa Aurelia, Analis Pasar Perangkat Klien dari IDC Indonesia mengatakan, produksi dan pengiriman, dengan pasokan smartphone 4G yang lebih ketat karena OEM fokus pada smartphone 5G.
Dan dengan meningkatnya harga komponen, menyebabkan kenaikan harga untuk beberapa model 4G kelas bawah.
“Vendor berperan strategis dalam menghadapi situasi pasokan yang sulit ini, di mana beberapa vendor memilih untuk mengganti atau tidak merilis model ponsel yang terkendala pasokan,” kata Vanessa
Vanessa menambahkan, beberapa vendor mulai melakukan cara lain seperti meninjau ulang strategi distribusi mereka demi menjaga harga tetap terkendali.
Strategis dalam menghadapi situasi pasokan yang sulit ini, dengan beberapa vendor memilih untuk mengganti atau tidak merilis model yang banyak kendala pasokan.
Sejumlah seri naik
Melalui Instagram resmi pada Oktober lalu Xiaomi Indonesia, mengabarkan memberikan kebijakan terhadap penyesuaian harga. Xiaomi mengumumkan melakukan penyesuaian pada smartphone besutannya dengan kenaikan harga Rp100.000.
Terdapat 4 Smartphone yang mengalami kenaikan harga yaitu, Redmi 9A mulai dari Rp1.299.000, Redmi 9C mulai dari Rp1.499.000, Poco M3 Pro 5G mulai dari Rp2.699.000, Redmi Note 10 5G mulai dari Rp2.799.000.
Menyusul Xiaomi, seminggu kemudian Vivo pun melakukan hal yang sama, salah satu serinya yakni Y12s RAM3/32 GB mengalami peyesuaian harga mencapai Rp100 ribu. Jika sebelumnya seri ini dibandrol dengan harga Rp1.799.000 saat ini dijual sekira Rp1.899.000.
Lima brand teratas
IDC juga mencatat 5 top brand yang saling bersaing, berikut brand yang masuk 5 top brand. Diperingkat pertama adalah Oppo, brand ini berhasil naik kembali ke posisi teratas dengan menjaga persediaan yang relatif stabil.
Meskipun kekurangan pasokan, segmen low-end harga Rp1 hingga 2 jutaan menyumbang sebagian besar pengirimannya.
Vivo berhasil naik ke posisi kedua karena mampu meningkatkan penjualan offline dan mempertahankan tingkat persediaan.
Vivo mampu memasuki segmen ultra low-end karena harga Y turun hingga di bawah US$100 sekaligus mengambil posisi kedua tempatkan di segmen low-end dengan seri Y-nya.
Xiaomi turun ke posisi ketiga, setelah dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan yang kuat, karena menghadapi kendala pasokan dan persediaan yang ketat.
Meskipun demikian, Xiaomi berdiri kokoh sebagai pemimpin segmen kelas menengahm di harga Rp3 hingga Rp5 jutaan.
Samsung mempertahankan tempatnya di posisi keempat sambil mengalami penurunan pengiriman karena penutupan ritel yang disebabkan oleh penguncian menyebabkan penurunan penjualan offline.
Samsung juga memperbarui seri lipatnya di Q3 2021, yang diterima dengan sangat baik oleh pasar.
Baca Juga:IDC Proyeksikan Pengiriman Smartphone Global Tumbuh 5,3% di 2021
Realme tetap di posisi kelima dengan mempertahankan jumlah pengirimannya meskipun ada kekhawatiran kekurangan pasokan. Dulu Realme mampu menjaga momentum dengan menyegarkan beberapa model seri C dengan prosesor baru yang memiliki performa yang relatif stabil.