Jakarta –

Krisis pasokan listrik dan bahan bakar melanda sejumlah RS di Gaza. Hal ini membuat ratusan bayi baru lahir yang menjalani perawatan di RS dalam keadaan terancam.

Juru Bicara UNICEF Jonathan Crickx mengatakan saat ini ada lebih dari 100 bayi yang menjalani perawatan inkubator di berbagai RS di Gaza. Jika pasokan listrik dan bahan bakar untuk generator terus menipis, pihak RS tidak akan bisa mengoperasikan alat-alat kesehatan untuk memfasilitasi para bayi tersebut.

“Kami setidaknya memiliki 120 bayi baru lahir yang menjalani perawatan di inkubator, dan 70 di antaranya membutuhkan alat bantu pernapasan. Tentunya di sini kami sangat khawatir,” ujar Crickx, dikutip dari Al Jazeera, Senin (23/10/2023).

Direktur dari salah satu RS di Gaza, Iyad Abu Zahar, mengungkapkan kekhawatiran yang serupa. Ia menuturkan hidup para bayi bergantung pada pasokan listrik yang bisa habis kapan saja. Jika RS tidak bisa mendapatkan suplai bahan bakar untuk generator, maka alat-alat yang membantu para bayi tersebut untuk bisa bernapas akan berhenti beroperasi.

“Tanggung jawab kami sangat besar,” ucapnya, dikutip dari AP News.

Menurut data UN Population Fund, ada sekitar 160 wanita di Gaza yang melahirkan setiap harinya. Lebih lanjut, data tersebut mengungkapkan setidaknya ada 50.000 wanita hamil di antara 2,3 juta populasi di Gaza.

Krisis bahan bakar yang dialami berbagai RS di Gaza merupakan imbas blokade yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober lalu. Selain pasokan bahan bakar, RS di Gaza juga kekurangan suplai air bersih, obat-obatan, makanan, dan kebutuhan penting lainnya.

Abu Zahar khawatir jika kondisi tersebut terus berlanjut, mereka tidak akan memiliki bahan bakar untuk mengoperasikan generator dan memberikan perawatan bagi para bayi di inkubator.

“Jika generator berhenti bekerja, yang mana bisa terjadi dalam beberapa jam ke depan karena permintaan tinggi dari beberapa departemen di RS, inkubator yang ada di ruang ICU akan berada dalam kondisi yang sangat gawat,” tandasnya.