Northrop Grumman Kembangkan Rudal Anti Radiasi AGM-88G AARGM-ER Varian Ground Based

Seolah mengikuti jejak rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air to Air Missile) yang sukses diadaptasi sebagai rudal hanud (pertahanan udara) dalam sistem NASAMS (National Advanced Surface-to-Air Missile System), maka kini Northrop Grumman juga tengah melakukan pengembangan pada rudal anti radiasi AGM-88G Advanced Anti-Radiation Guided Missile Extended Range (AARGM-ER), yang lazimnya adalah rudal udara ke permukaan yang diluncurkan dari jet tempur.
Baca juga: [Video] Ukraina Menjawab Teka-teki Bagaimana Rudal AGM-88 HARM Diluncurkan dari MiG-29 Fulcrum
Angkatan Laut AS rencananya akan mendemonstrasikan kemampuan untuk menembakkan AGM-88G AARGM-ER dari peluncur berbasis darat (Ground Based) pada tahun ini. Dikutip dari TheDrive.com, Kapten Angkatan Laut AS. Alex Dutko, Program Manager for Naval Air Systems Command (NAVAIR) Direct and Time Sensitive Strike office atau PMA-242, memberikan pembaruan tentang kemampuan AARGM-ER.
Dutko menjelaskan bahwa Angkatan Laut menggunakan dana Tahun Anggaran 2022 untuk memberikan kontrak kepada Northrop Grumman guna mengevaluasi kelayakan konfigurasi peluncuran darat untuk AARGM-ER.
AGM-88G, yang awalnya dirancang sebagai senjata yang diluncurkan dari udara, adalah model terbaru dalam seri AGM-88. Seperti pendahulunya, AGM-88G dipersiapkan untuk membidik pemancar sinyal musuh, terutama radar pertahanan udara yang terkait dengan sistem rudal hanud, dan menetralisirnya.
Meskipun varian dari rudal ini telah beroperasi selama beberapa dekade, keluarga AGM-88 telah mendapatkan pengakuan internasional baru yang signifikan melalui penggunaannya oleh Angkatan Udara Ukraina selama sekitar setahun terakhir. Program yang didukung AS membantu mengintegrasikan model senjata lama, juga dikenal sebagai AGM-88 High-speed Anti-Radiation Missiles (HARM) ke jet tempur MiG-29 Fulcrum dan Su-27 Flanker era Soviet.
AGM-88G secara langsung diturunkan dari varian AGM-88E AARGM sebelumnya, dan memanfaatkan komponennya, tetapi sangat berbeda secara eksternal dan internal. AARGM-ER memiliki motor roket dan hulu ledak baru dan memindahkan semua permukaan kontrolnya ke ekor, memberikan tampilan keseluruhan yang jauh lebih ramping. Faktor bentuk rudal sangat dipengaruhi oleh persyaratan agar dapat masuk ke dalam internal weapon bay pada pesawat tempur stealth F-35A dan F-35C Joint Strike.
AGM-88G dirancang untuk lebih cepat secara signifikan dan memiliki jangkauan yang jauh lebih besar daripada AGM-88E, meskipun detail spesifik tentang kinerjanya dirahasiakan. Angkatan Laut AS dan Northrop Grumman sekarang telah mengungkapkan bahwa AGM-88G memiliki panjang 4,064 meter, lebar 0,29 meter, dan berat 467 kg.
Tidak jelas perubahan apa (jika ada) yang mungkin diperlukan untuk menembakkan AARGM-ER dari peluncur berbasis darat. Ini juga bisa bergantung pada sifat peluncur itu sendiri. “Saat ini, belum ada mekanisme peluncuran khusus yang telah kami identifikasi atau targetkan,” kata Kapten Dutko. Hal ini membuat tidak jelas bagaimana demonstrasi yang diluncurkan di darat dapat dilakukan.
Pada tahun 2018, Northrop Grumman menampilkan model peluncur kontainer untuk AARGM-ER. Kontainer Mk 70 Mod 1 Expeditionary Launcher terbaru milik Angkatan Laut AS, adalah turunan dari kontainer Vertical Launch System (VLS) Mk 41 yang digunakan di berbagai kapal perang AS dan asing.
Baca juga: Dengan ROGUE Fires, Korps Marinir AS Punya Kemampuan Anti Kapal dari Wilayah Pesisir
Kemungkinan kontainer peluncur ini yang akan digunaan sebagai platform untuk uji coba peluncuran. Namun, bisa juga AGM-88G untuk dijajal menggunakan peluncur Navy Marine Expeditionary Ship Interdiction System (NMESIS), peluncur berbasis darat untuk rudal jelajah anti kapal Naval Strike Missile (NSM) – ROGUE Fires – yang menggunakan kendaraan tak berawak Joint Light Tactical Vehicle (JLTV) 4×4. (Bayu Pamungkas)