Nggak Beres-beres, WHO Desak China Transparan soal Asal Usul COVID-19

Jakarta –
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak China untuk memberikan informasi perihal asal-usul pandemi COVID-19. Pihaknya pun siap mengirim tim ilmuwan ke China untuk menyelidiki bagaimana awal mulanya virus Corona menyebar ke manusia hingga kemudian menjerumuskan dunia ke dalam kondisi krisis.
Sebelumnya, investigasi awal yang dilakukan WHO pada tahun 2021, yang melibatkan sekelompok ilmuwan melakukan perjalanan ke Wuhan, pusat wabah, menyimpulkan bahwa COVID-19 muncul secara alami.
Namun, temuan tersebut dikritik karena dinilai kurang berdasar pada kerjasama dengan Pemerintahan Xi Jinping. Terlebih, pihak Beijing diduga menolak membahas teori kebocoran laboratorium dan menyembunyikan data dan sampel penting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menulis surat ke Beijing untuk meminta ‘akses penuh’ dan siap mengirim penyelidik.
“Kami menekan Tiongkok untuk memberikan akses penuh,” ungkap Tedros dikutip dari Daily Mail UK, Selasa (19/9/2023).
“Kami telah meminta secara tertulis untuk memberi kami informasi dan juga bersedia mengirimkan tim jika mereka mengizinkan kami melakukannya,” imbuhnya.
Hampir empat tahun sejak kasus virus Corona pertama kali muncul di Wuhan, para ilmuwan masih belum bisa mengungkap asal muasal virus tersebut. Kini para ilmuwan menyoroti, sangat penting untuk memahami bagaimana pandemi COVID-19 bermula untuk mencegah risiko wabah serupa di masa mendatang.
Di samping kabar virus Corona berasal dari kebocoran laboratorium Wuhan, ada juga teori yang menyebut virus ini berasal dari kelelawar dan menginfeksi spesies perantara seperti trenggiling, hingga akhirnya menyebar ke manusia.
Studi menemukan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan sebagai pusat penyebaran wabah ini. Banyak kasus awal yang terjadi sepanjang Desember 2019 hingga Januari 2020, diduga berkaitan dengan lokasi penjualan hewan hidup.
Investigasi awal WHO pada 2021, yang melibatkan 17 pakar internasional dan 17 pakar di China dan berlangsung selama empat minggu di dan sekitar Wuhan, menyimpulkan bahwa COVID-19 muncul secara alami dan kebocoran laboratorium ‘sangat tidak mungkin’.
Manajer program di WHO yang memimpin penyelidikan tersebut, Peter Ben Embarek, menyebut para pejabat China hanya setuju untuk membahas kebocoran laboratorium dengan syarat bahwa mereka tidak memerlukan studi khusus mengenai teori tersebut.