Nestapa Pria di RI Idap Mikropenis: Alat Vital 3 Cm, Tak Berkembang Sejak SMP

Jakarta –
Seorang pria 24 tahun mengeluhkan ukuran penisnya yang tidak normal. Alat kelaminnya hanya berukuran 3 cm. Tak hanya alat vitalnya yang tidak berkembang, tubuhnya pun tidak bertambah tinggi sejak SMP.
Kasus yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Medicine and Surgery ini mengungkap bahwa pasien memiliki tinggi badan 153 cm, panjang penis 3 cm, tidak memiliki bulu kemaluan, skrotum yang kecil, dan kedua testis tidak teraba.
Pemeriksaan pun dilakukan dengan menggunakan hormon gonadotropin dan laparoskopi. Hasilnya, pasien didiagnosis dengan testis tidak turun dan mikropenis.
Mikropenis merujuk pada penis yang lebih pendek dari kebanyakan. Ini hanya terjadi pada 1,5 dari 10.000 bayi laki-laki yang baru lahir. Di Indonesia, data pelaporan kejadian ini masih belum ada.
Mikropenis berdampak pada kepercayaan diri seseorang dalam berhubungan dengan lawan jenis dan membuat kualitas seksual menjadi kurang optimal. Meskipun tidak mengancam jiwa, mikropenis tetap mempengaruhi kualitas hidup seseorang, terutama terkait kesuburan.
Apa Penyebab Mikropenis?
Dalam kasus ini, mikropenis disebabkan oleh insufisiensi testis primer yang mengakibatkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan. Hal ini terjadi ketika testis tidak dapat menghasilkan sperma atau hormon pria, seperti testosteron.
Dikutip dari Penn Medicine, insufisiensi testis jarang terjadi. Penyebabnya bisa meliputi:
- Obat-obatan tertentu
- Penyakit yang mempengaruhi testis, seperti gondongan, orkitis, kanker testis
- Cedera atau trauma pada testis
- Kegemukan
- Penyakit genetik, seperti sindrom Klinefelter atau sindrom Prader-Willi
- Gejala kondisi ini tergantung pada usia ketika kegagalan testis berkembang, baik sesudah atau sebelum pubertas. Gejalanya mungkin termasuk:
- Penurunan tinggi badan
- Pembesaran payudara
- Infertilitas
- Kehilangan massa otot
- Kurangnya dorongan seks atau libido
- Kehilangan rambut ketiak dan kemaluan
- Perkembangan lambat atau kurangnya karakteristik seks pria sekunder, seperti pertumbuhan rambut, pembesaran skrotum, pembesaran penis, perubahan suara
- Tidak memiliki banyak bulu kemaluan