Shopee Affiliates Program

Nah Lho! Hasil Rapid Test Antigen Negatif Bukan Jaminan Bebas COVID-19

Jakarta

Rapid test antigen COVID-19 kini diwajibkan bila ingin masuk daerah tertentu. Sebagai contoh DKI Jakarta dan Bali disebut-sebut mengharuskan orang dari luar daerah membawa keterangan hasil rapid test antigen atau tes PCR yang negatif.

Terkait hal tersebut, apakah hasil rapid test yang negatif bisa benar-benar menjamin seseorang bebas dari infeksi virus?

Ahli patologi klinik dr Muhammad Irhamsyah, SpPK, MKes, dari Primaya Hospital Bekasi Timur menjelaskan rapid test antigen yang negatif tidak 100 persen menyingkirkan kemungkinan terinfeksi COVID-19. Alasannya karena sensitivitas alat rapid test antigen sekitar 80 persen dan spesifitasnya sekitar 97 persen.

Alat rapid test antigen masih bisa memberikan hasil negatif palsu ketika antigen (protein di permukaan virus) yang terdapat pada sampel swab terlalu rendah. Artinya ketrampilan petugas saat mengambil spesimen swab dapat memengaruhi hasil.

“Hasil negatif pada swab antigen dapat terjadi pada kondisi kuantitas (jumlah) antigen pada spesimen di bawah kemampuan level deteksi alat tersebut,” kata dr Irhamsyah dalam keterangan pers yang diterima detikcom dan ditulis Minggu (20/12/2020).

Bila seseorang mendapat hasil rapid test antigen negatif, namun mengalami gejala mirip COVID-19, disarankan agar melakukan tes ulang atau tes konfirmasi dengan tes PCR. Apalagi bila diketahui pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif.



Terima kasih telah membaca artikel

Nah Lho! Hasil Rapid Test Antigen Negatif Bukan Jaminan Bebas COVID-19