Muncul Varian Baru Corona California, Diyakini 40 Persen Lebih Menular

Jakarta –
Varian baru virus Corona terus bermunculan di berbagai bagian negara di dunia, salah satunya di California, Amerika Serikat (AS). Menurut penelitian terbaru, varian tersebut lebih menular dan mungkin lebih resisten terhadap vaksin, sehingga membuat para ilmuwan khawatir.
Varian baru Corona yang dikenal sebagai B 1427 atau B 1429 ini pertama kali muncul di California pada musim semi (Maret-Juni) lalu. Tetapi, varian tersebut tidak teridentifikasi lagi sampai kasus virus Corona kembali naik di sana.
Dalam sebuah studi baru yang belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review, peneliti menganalisis 2.172 sampel virus yang dikumpulkan di California antara September 2020-Januari 2021. Mereka menemukan varian tersebut telah menjadi varian utama penyebab kasus COVID-19 di sana.
Berdasarkan studi laboratorium, juga ditemukan bahwa varian baru virus Corona itu 40 persen lebih menginfeksi sel manusia dibandingkan dengan varian sebelumnya. Selain itu, pada orang yang terinfeksi varian baru California ini memiliki viral load (jumlah virus) dua kali lebih banyak di bagian hidung dan tenggorokan.
Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan pada orang yang terinfeksi varian virus Corona lain. Ini mungkin berarti bahwa virus tersebut lebih mudah menular ke orang lain.
Adanya temuan tersebut membuat para ilmuwan beranggapan bahwa varian B 1427 atau B 1429 juga perlu diperhatikan, seperti varian yang muncul di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
“Saya berharap ini berbeda. Tapi, sains adalah sains,” kata penulis utama penelitian sekaligus ahli virus di Universitas California Dr Charles Chiu, dikutip dari Live Science, Rabu (24/2/2021).
Para peneliti juga menemukan bahwa antibodi pada orang yang terinfeksi varian baru Corona lain atau yang telah divaksin COVID-19, kurang efektif untuk ‘menetralkan’ atau menonaktifkan varian California ini.
Meski lebih menular, varian baru California ini mungkin tidak akan sekuat strain yang ditemukan di Afrika Selatan dalam hal lolos dari antibodi vaksin COVID-19. Hal ini karena tingkat antibodi yang diproduksi terhadap varian California hanya dua kali lipat lebih rendah.
Ada juga bukti awal yang menunjukkan varian California ini mungkin lebih mematikan daripada jenis lainnya. Ini terlihat saat Dr Chiu dan rekannya menganalisis sekitar 300 kasus B 1427 atau B 1429 di Fransisco, menemukan orang terinfeksi varian ini lebih mungkin meninggal dibandingkan varian lain.
Namun, karena jumlah sampel yang kecil yaitu 12 orang yang meninggal dari total yang ada, membuat hasil tersebut tidak berarti secara statistik. Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih banyak soal varian California ini yang akan segera dilakukan.