Jakarta –

Belakangan, ramai curhatan seorang istri yang terkejut melihat penis suaminya seukuran jari kelingking. Wanita tersebut bahkan menyebut ukuran penis suaminya hanya sekitar 3 cm.

“Syok bgt liat punya paksu maaf kecil bgt se jari kelingking separuhnya. Itu normal nggak sih?” tulis salah satu netizen di Twitter.

Banyak netizen yang mengaitkan cuitan tersebut dengan mikropenis. Menurut spesialis andrologi dan seksologi Dr dr Silvia Werdhy Lestari, M.Biomed, SpAnd, kondisi ini bisa dideteksi sejak dini.

“Sebenarnya bisa ketahuan kalau orang tuanya rajin ke dokter anak karena kan beberapa periode tertentu dia harus ke dokter anak untuk imunisasi dan sebagainya. Itu bisa dikomunikasikan sebenarnya ke dokternya,” ucap dr Silvia ditemui detikcom, Kamis (11/5/2023).

Orang tua harus bertindak cepat apabila menemukan anaknya mengalami mikropenis. Sebab, kondisi ini tidak bisa disembuhkan ketika beranjak dewasa.

“Mesti terapi hormon, apalagi pada saat nanti dia puber dia organ-organnya akan berfungsi dengan benar. Jangan ketika nanti jadi suami, nggak bisa nanti kalau sudah dewasa,” ujar dr Silvia.

Pengobatan Mikropenis

Dikutip dari Cleveland Clinic, terdapat dua alternatif yang bisa dilakukan untuk mengobati mikropenis, di antaranya:

Terapi hormon

Terapi ini menguji kemampuan penis untuk merespon hormon pertumbuhan. Penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan suntikan atau gel kulit hormon testosteron.

Studi menunjukkan bahwa pertumbuhan penis baik dengan pengobatan testosteron pada banyak bayi. Pengobatan suntik atau gel kulit testosteron tidak boleh dilakukan secara mandiri tanpa pengawasan dokter.

Operasi

Operasi dapat dilakukan untuk mengatasi mikropenis bagi pria dewasa. Tetapi, perlu diketahui berbagai risiko dan manfaatnya sebelum melakukan prosedur operasi.

Waktu pemulihan setelah operasi mikropenis bergantung pada beberapa faktor, seperti riwayat kesehatan dan kondisi tubuh seseorang. Kebanyakan orang dapat kembali bekerja, sekolah, dan rutinitas normal lainnya dalam waktu sekitar empat hingga enam minggu.

Dalam kondisi tertentu, proses penyembuhan mungkin memakan waktu enam hingga delapan minggu. Biasanya bagi mereka yang menggeluti pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik.