
Mitos-Fakta Curcumin yang Bantu Tingkatkan Imun Tubuh untuk Tangkal COVID-19

Jakarta –
Curcumin senyawa yang terdapat pada kunyit dan temulawak sempat heboh diperbincangkan saat pertama kali wabah Corona merebak. Bahkan, temulawak kala itu jadi marak dicari karena dinilai bisa mencegah infeksi COVID-19.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOT JI) dr Inggrid Tania menjelaskan curcumin adalah pigmen berwarna kuning terkandung di dalam kunyit maupun temulawak. Ada beberapa fakta dan hoax terkait curcumin yang sempat beredar termasuk disebut memicu risiko tinggi terpapar COVID-19.
“Jadi sebetulnya curcumin ini kalau dilihat secara struktur merupakan suatu senyawa dengan sifat yang menonjolnya misalnya antiperadangan dan antiinflamasi dan meningkatkan kadar antioksidan yang diproduksi oleh tubuh,” jelas dr Inggrid dalam temu media daring, Rabu (21/10/2020).
Berikut tiga hoax dan fakta terkait kurkumin:
1. Curcumin tingkatkan risiko terpapar COVID-19
Bukan untuk menangkal COVID-19, curcumin sempat disebut meningkatkan risiko terpapar. dr Inggrid menegaskan hal ini adalah hoax semata.
“Waktu awal-awal pandemi sempat keluar suatu hoax yang menyatakan bahawa knonsumsi temulawak dapat meningkatkan risiko terpapar COVID-19 karena dapat meningkatkan reseptor ACE 2,” jelas dr Inggrid.
“Hoax ini sebenarnya bertentangan atau berlawanan dengan hasil-hasil riset dari Bio Informatika maupun uji pra klinik, in vitro. Karena hasil riset Bio Informatika itu juga yang dirilis di masa pandemi dengan simulasi di komputer itu menunjukkan curcumin malah mampu meningkatkan reseptor protein dari SARS-CoV-2 virusnya COVID-19,” lanjutnya.
2. Curcumin mencegah infeksi COVID-19
Curcumin yang terdapat dalam kunyit dan temulawak tidak bisa mencegah infeksi COVID-19. dr Inggrid menegaskan curcumin bisa meningkatkan imunitas tubuh.
Imunitas tubuh selama ini diketahui sebagai salah satu cara yang perlu dijaga agar tidak terinfeksi COVID-19.
“Salah satu manfaat curcumin yang terungkap melalui berbagai penelitian dan uji klinis adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh atau berperan sebagai imunomodulator,” jelas dr Inggris.
3. Konsumsi curcumin tidak bermanfaaat, hanya menghasilkan placebo effect
dr Inggrid memastikan hal ini termasuk hoax. Pasalnya menurut beberapa penelitian yang dilakukan selama ini curcumin memiliki beragam manfaat termasuk antiperadangan.
“Nah justru curumin itu telah diketahui mampu menghambat pelepasan senyawa peradangan, atau istilahnya sitokin, inflamasi,” kata dr Inggrid.
“Sehingga malah berpotensi untuk mencegah terjadinya badai sitokin yang mungkin terjadi pada COVID-19,” lanjutnya.
Berikut manfaat curcumin:
– Antiinflamasi atau antiperadangan
– Antimikroba
– Melindungi sel-sel saraf di tubuh
Mitos-Fakta Curcumin yang Bantu Tingkatkan Imun Tubuh untuk Tangkal COVID-19
