Mewabah di Batam, Ini Penyebab Demam Babi Afrika Mudah Menyebar

Jakarta

Demam babi afrika atau african swine fever (ASF) merupakan salah satu penyakit mematikan bagi hewan ternak. Tingkat kematian demam babi afrika pada babi yang terinfeksi bahkan nyaris 100 persen.

Babi yang mengalami demam babi afrika umumnya akan mengalami gejala seperti demam, kehilangan nafsu makan, diare, hingga pendarahan pada kulit dan organ internal. Selain memiliki tingkat kematian yang tinggi, demam babi afrika juga sangat mudah menyebar.

“ASF ini masuk ke dalam kategori sangat amat menular untuk babi, bukan untuk manusia,” ucap peneliti global health security Griffith University Australia Dicky Budiman ketika dihubungi detikcom, Senin (15/5/2023).


“Penyebarannya bisa karena kontak langsung yang menginfeksi babi ini karena babi kan hidupnya berkelompok. Terus melalui darah juga, bisa dari dagingnya atau bagian cairan tubuh lain,” sambungnya.

Tidak hanya itu saja, penyebaran demam babi afrika ini juga bisa terjadi melalui permukaan benda yang terkontaminasi. Hal ini juga disebabkan kekuatan virus demam babi afrika yang dapat bertahan lebih lama.

“Penyebaran dari ASF ini bisa melalui kontak dari objek atau barang yang terkontaminasi. Babi kan hidupnya jorok. Makanya di makanannya, di airnya ya itu akhirnya menyebar banget,” kata Dicky.

“Virus african swine fever ini bisa bertahan sangat lama di lingkungan. Jadi sangat penting untuk melakukan pencegahan,” sambungnya.

Terkait dengan penyebaran demam babi afrika, Dicky Budiman mengimbau para pemilik ternak babi untuk menjaga kebersihan peternakannya. Selain itu, proses transportasi babi atau daging babi juga harus diperhatikan karena bisa menjadi salah satu sumber penyebaran.

“Kalau peternakannya jorok ya akhirnya terus menyebarkan. Transportasi hewan dan daging babi ini juga yang akan berpengaruh,” pungkasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Mewabah di Batam, Ini Penyebab Demam Babi Afrika Mudah Menyebar