Jakarta –

Siapa yang di pergantian tahun ini memiliki resolusi hidup sehat? Mulai dari mengubah gaya hidup hingga target punya tubuh langsing kerap menjadi resolusi setiap pergantian tahun.

Namun, tak jarang resolusi yang sudah ditetapkan pada momen pergantian tahun sulit terlaksana hingga tuntas hingga akhirnya menjadi wacana saja. Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi mengungkapkan ada beberapa kesalahan yang mungkin terjadi ketika seseorang membuat resolusi sehingga akhirnya ‘mandek’ di tengah jalan.

Kesalahan pertama yang kerap dibuat adalah membuat resolusi yang terlalu jauh dan tidak realistis. Resolusi tidak realistis dapat membuat seseorang merasa terus ‘dihantui’ dengan target jauh yang harus dikejar. Bukannya selesai, kondisi ini dapat mengurangi motivasi untuk menuntaskan resolusi.

“Terus juga resolusi terlalu banyak itu juga bentuk kesalahan. Misalnya kesehatan iya, percintaan iya, karir iya, pertemanan iya. Kalau terlalu banyak itu takutnya malah nanti kelelahan bahkan turun kepercayaan diri untuk bisa melakukan itu semua,” ucap Sari ketika dihubungi detikcom, Rabu (20/12/2023).

Sari mengungkapkan resolusi merupakan salah satu bentuk perubahan yang memerlukan adaptasi. Menurutnya adaptasi secara umum dapat menguras energi hingga fokus.

Sehingga jika ada terlalu banyak fokus aspek yang dikejar, kondisi tersebut dapat menyebabkan kelelahan hingga kehilangan motivasi. Menurutnya penetapan resolusi yang serius perlu dipertimbangkan.

“Jadi setidaknya pada dua atau tiga aspek dulu, jadi kalau misalnya di tengah jalan ternyata sudah berhasil mencapai, boleh kok membuat resolusi lagi di tengah tahun gitu ya,” ujar Sari.

“Nggak harus saklek terus Desember bikin atau Januari bikin start lalu ending-nya di Desember, nggak juga. Kita harus belajar untuk fleksibel,” tambahnya.

NEXT: Saran psikolog