
Menlu Rusia: “Pelibatan Jet Tempur F-16 Membawa Ancaman Nuklir” – Seperti Bom Nuklir B61

Walau sampai saat ini belum mendapatkan lampu hijau dari Washington, aliansi negara pendukung Ukraina terus mendorong pelibatan jet tempur F-16 Fighting Falcon untuk dapat berlaga di perang Ukraina guna menghadapi jet tempur Rusia. Sejauh ini, Belanda dan Denmark telah siap memasok F-16 untuk Angkatan Udara Ukraina.
Baca juga: Meski Mendapat ‘Restu’ dari Joe Biden, Bukan Perkara Mudah Bagi Ukraina Mengoperasikan F-16 Fighting Falcon
Sementara menanti izin dari AS, pelatihan pilot Ukraina untuk menerbangkan F-16 akan dimulai di Denmark pada bulan Agustus mendatang. Nah, terkait upaya ‘menakut-nakuti’ Rusia dengan kehadiran F-16, belum lama ini mendapat tanggapan dari Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Dikutip dari Themoscowtimes.com (13/7/2023), Lavrov menyebut bahwa kehadiran pesawat tempur F-16 akan dilihat sebagai ancaman nuklir.
Alih-alih kemampuan manuver, yang dikhawatirkan Rusia justru dari kapabilitas F-16 yang bisa membawa senjata nuklir. “Rusia akan menganggap jet tempur F-16 Barat yang dikirim ke Ukraina sebagai ancaman “nuklir” karena kapabilitasnya untuk membawa senjata atom,” kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Kamis lalu.
Setelah pelibatan Main Battle Tank (MBT) asal Barat, kini pelibatan pesawat tempur modern telah berada di garis depan tuntutan Kiev untuk bantuan militer dari sekutu Baratnya dalam melawan serangan Rusia.
“Rusia tidak dapat mengabaikan kemampuan pesawat ini untuk membawa senjata nuklir. Tidak ada jaminan yang akan membantu di sini,” kata Lavrov seperti dikutip Kementerian Luar Negeri Rusia. Ia menambahkan, dalam operasi tempur, prajurit kami tidak akan memilah apakah pesawat ini dilengkapi untuk mengirimkan senjata nuklir atau tidak. “Kami akan menganggap fakta bahwa angkatan bersenjata Ukraina memiliki sistem seperti itu sebagai ancaman dari Barat di bidang nuklir,” katanya.

Belanda dan Denmark memimpin rencana untuk melatih pilot Ukraina menggunakan pesawat F-16 buatan AS sebagai bagian dari koalisi 11 negara.
F-16 Fighting Falcon mampu membawa dan mengirimkan senjata nuklir. Amerika Serikat, serta beberapa negara lain yang mengoperasikan F-16, telah melengkapi pesawat tersebut untuk misi nuklir. Senjata nuklir yang dibawa F-16 bisa dalam berbagai bentuk, seperti bom gravitasi, rudal jelajah dan senjata nuklir taktis jarak pendek. F-16 berpotensi dimodifikasi untuk membawa bom gravitasi, seperti bom nuklir B61, yang merupakan senjata serbaguna yang digunakan oleh Amerika Serikat dan negara-negara NATO saat ini.
Sekilas tentang bom nuklir B61, bom ini dikembangkan oleh Los Alamos National Laboratory pada tahun 1963, dimana senjata pamungkas ini diluncurkan sebagai jawaban kesiapsiagaan NATO dalam merespon ancaman perang nuklir dengan Uni Soviet/Pakta Warsawa.
Baca juga: Kata Pilot Jet Tempur Ukraina: “Performa F-16 Jauh Lebih Rendah dari Sukhoi Su-27”
Dari spesifikasi, B61 punya panjang 3,5 meter, diameter 33 centimeter dan bobot 320 kg. Bom ini mulai diproduksi secara massal pada tahun 1968 oleh Pantex Plant. Dengan harga per unit bom mencapai US$28 juta, diperkirakan bom nuklir ini telah dibuat sebanyak 3.156 unit dalam 12 varian. (Bayu Pamungkas)
Menlu Rusia: “Pelibatan Jet Tempur F-16 Membawa Ancaman Nuklir” – Seperti Bom Nuklir B61
