Menkes Buka Opsi Kemungkinan Vaksin Sinovac-Pfizer untuk Usia Anak dan Remaja

Jakarta

Anak tak lepas dari risiko terinfeksi COVID-19. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin tengah mengkaji kemungkinan pemberian vaksin COVID-19 anak.

“Kita sedang mengkaji vaksin mana yang sudah mendapatkan EUA untuk usia muda. Yang sudah kita amati ada dua yakni Sinovac yang bisa untuk usia 3-17 kemudian Pfizer, bisa umur 12-17 tahun,” jelas Menkes dalam konferensi pers, Jumat (25/6/2021).

Agar mendapat rekomendasi yang sesuai dan komperhensif, pihaknya sudah berkomunikasi dengan ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) untuk pemberian vaksin pada kelompok usia anak dan remaja.

Untuk vaksin Sinovac, Hasil awal uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan vaksin ini bisa memunculkan respons imun pada umur 3-17 tahun. Pemberian vaksin Sinovac untuk kelompok anak juga sudah disetujui di China. Sebagian besar efek sampingnya adalah ringan.

Sementara vaksin Pfizer, otoritas obat dan makanan AS (FDA) telah memberikan izin penggunaan untuk anak usia 12-15 tahun.

“Kita juga melakukan studi bagaimana treatment pemberian vaksin di bawah usia 18 tahun,” kata Menkes.

Beberapa waktu lalu, Ketua ITAGI Profesor Dr Sri Rezeki, SpA(K), menjelaskan kemungkinan kelompok anak dan remaja di Indonesia mendapat vaksin. Saat ini tim masih menunggu data-data dari publikasi ilmiah.

“Kita masih menunggu publikasi ilmiahnya,” kata Prof Sri pada detikcom, Sabtu (5/6/2021).


Terima kasih telah membaca artikel

Menkes Buka Opsi Kemungkinan Vaksin Sinovac-Pfizer untuk Usia Anak dan Remaja