Mengenal Dekongestan: Fungsi dan Jenisnya

Jakarta

Dekongestan adalah golongan obat untuk menangani hidung tersumbat akibat batuk pilek, flu, alergi, sinusitis, hingga bronkitis. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan pembuluh darah di hidung yang pada akhirnya membuat saluran napas menjadi terbuka sehingga napas menjadi lebih lega.

Dekongestan juga kerap digunakan untuk mengatasi mata merah akibat iritasi ringan. Sebagai obat mata, dekongestan bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah di bagian putih mata. Pemberian dosis yang lebih tinggi menyebabkan efek pelebaran pupil, sehingga dapat membantu operasi atau pemeriksaan mata.

Dekongestan tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, sirop, suntik, semprot hidung, tetes hidung, dan tetes mata. Obat ini ada yang dijual bebas dan ada pula yang membutuhkan resep dokter. Berikut ini adalah dosis, efek samping, dan aturan pakai dekongestan seperti dikutip dari National Health Service United Kingdom (NHS UK).

Dosis Dekongestan menurut Jenisnya

Berikut adalah lima jenis obat dekongestan berdasarkan pembagian dosisnya:

1. Pseudoephedrine

  • Dewasa: Diberikan dosis awal 30-60 mg, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal 240 mg per hari
  • Anak usia 12 tahun ke atas: Diberikan dosis awal 30-60 mg, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal 240 mg per hari
  • Anak usia 6-12 tahun: Diberikan dosis awal 30 mg, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal 120 mg per hari
  • Anak usia 4-5 tahun: Diberikan dosis awal 15 mg, tiap 4-6 jam. Dosis maksimal 60 mg per hari

2. Phenylephrine

Untuk mengatasi hidung tersumbat:

  • Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun diberikan dosis 10 mg tiap 4 jam sekali, dikonsumsi sampai 7 hari. Dosis maksimal 60 mg per hari.

Untuk mengatasi mata merah karena iritasi mata ringan:

  • Dewasa dan anak-anak diberikan obat tetes mata 0,12%, 1 tetes tiap mata. Jika dibutuhkan, penggunaan obat tetes bisa diulangi tiap 3-4 jam. Maksimal 3 tetes tiap mata.

3. Oxymetazoline

Untuk mengobati hidung tersumbat pada orang dewasa dan anak di atas 6 tahun, gunakan 2-3 tetes atau semprot obat di setiap lubang hidung setiap 10-12 jam. Jangan menggunakan obat lebih dari 2 kali dalam kurun waktu 24 jam.

4. Ephedrine

  • Dewasa: Dosis 15-60 mg, tiap 3 kali sehari.
  • Anak usia 6-12 tahun: Dosis 30 mg, tiap 3 kali sehari.
  • Anak usia 1-5 tahun: Dosis 15 mg, tiap 3 kali sehari.

Ephedrine dalam bentuk injeksi (suntik) untuk orang dewasa

  • Ephedrine hydrochloride: Dosis 3-6 mg, maksimal 30 mg.
  • Ephedrine sulfate: Dosis 5-10 mg, maksimal 50 mg.

5. Xylometazoline

  • Dewasa: 2-3 tetes pada tiap lubang hidung, tiap 2-3 kali sehari selama maksimal 5 hari.
  • Anak berusia di bawah 6 tahun: 1-2 tetes pada tiap lubang hidung, tiap 1-2 kali sehari, selama maksimal 3 hari.

Efek Samping Dekongestan

Obat dekongestan memiliki efek samping yang cenderung ringan, meliputi:

  • Insomnia
  • Lemas
  • Jantung berdebar
  • Mulut kering
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Perasaan gelisah

Efek samping ini akan hilang setelah berhenti minum obat. Sementara itu, efek samping serius yang jarang terjadi yaitu halusinasi dan reaksi alergi parah (anafilaksis). Segera periksakan diri ke dokter jika menemui reaksi alergi obat seperti berikut:

  • Gangguan kecemasan
  • Hipertensi
  • Kejang
  • Mati rasa
  • Sulit buang air kecil
  • Tremor

Aturan Pakai Dekongestan

Penggunaan dekongestan harus mengikuti resep dokter atau membaca aturan pakai pada label kemasan. Semprotan dan tetes hidung dekongestan tidak boleh digunakan lebih dari seminggu karena dapat memperburuk kondisi hidung tersumbat.

Jangan melakukan aktivitas berat atau mengemudikan kendaraan setelah menggunakan Dekongestan, karena dapat menyebabkan sakit kepala dan kantuk. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang tidak kunjung membaik.


Terima kasih telah membaca artikel

Mengenal Dekongestan: Fungsi dan Jenisnya