Menakar Niat Gelaran Layanan 5G XL Axiata di Tanah Air

Jakarta, – Setelah manuver akuisisi terhadap Link Net, XL Axiata juga diketahui sedang berada ditahap pengajuan Uji Laik Operasi (ULO) 5G.
Berdasarkan keterangan yang diterima tim Selular, juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dedy Permadi mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan prosedur ULO terhadap perangkat 5G frekuensi 1.800 MHz yang akan digunakan oleh XL Axiata.
“Pelaksanaan ULO dilakukan sepanjang tanggal 3-5 Agustus 2021, ULO 5G XL Axiata dilakukan di kawasan Depok dan saat ini prosesnya masih berlangsung,” jelas Dedy, Kamis (5/8).
Baca juga: XL Axiata Akuisisi Link Net, Pengamat: Kombinasi yang Bagus untuk Deployment 5G
Sehingga langkah akuisisi Link Net ini bisa menjadi pertanda, soal bagaimana upaya XL Axiata untuk dapat menggelar layanan 5G di Indonesia, menyusul Telkomsel dan Indosat yang terlebih dahulu telah memperoleh izin komersialisasi jaringan super cepat generasi kelima tersebut di tanah air.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuni mengungkapkan jika pihaknya telah memiliki Homes passed atau jaringan kabel serat optik yang sudah tergelar melewati rumah-rumah mencapai 580.000, dan sampai akhir tahun ditargetkan bisa mengapai 650.000.
Untuk dapat mengejar target tersebut, XL Axiata diketahui telah menjalin kemitraan dengan FiberStar selaku penyedia network service provider kabel serat optik andal, guna mempercepat target cakupan jaringan tersebut.
Baca juga: Indef: Persaingan Internet Broadband Semakin Sengit!
Dan melalui misi akuisisi Link Net, tidak hanya memperkuat layanan internet tetap saja, namun XL Axiata nampaknya juga mengincar 2,7 juta homes passed milik Link Net.
Pada kesempatan yang berbeda, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Ridwan Effendi juga menilai sebagai operator selular langkah akuisisi Link Net membuat XL Axiata memiliki kombinasi lengkap seperti Telkomsel dan Telkom, yang dimana satunya penyedia fiber dan satunya lagi penyedia selular.
“Melalui aksi korporasi tersebut tampaknya juga memang XL Axiata mengincar jaringan fiber optik miliki Link Net, jadi untuk deployment 5G melalui akuisisi Link Net menjadi sangat bagus sekali,” terang Ridwan, kepada Selular, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Bersiap Layanan 5G Indosat Ooredoo Bakal Sambangi Jakarta!
Karena sejatinya 5G tidak akan terlaksana tanpa adanya backbone fiber optic. “Jadi harus dipastikan terlebih dahulu fiber optik sampai ke daerah tujuan. Lalu operator yang paling siap dengan backbone fiber optik berarti bisa mengelar 5G,” tegasnya.
Sementara XL Axiata juga diketahui telah memangkas jumlah BTS 3G yang dimilikinya. Berdasarkan laporan pada kuartal III/2020, mereka berhasil memangkas sebanyak 533 BTS dari total jumlah 53.513 BTS 3G.
Berkurangnya jumlah BTS 3G ini guna dialihkan ke 4G di sejumlah titik, karena tak dipungkiri jaringan 4G dan 5G dinilai lebih efisien. Bahkan berdasarkan laporan perusahaan analisis mobile, Open Signal juga telah menyarankan seiring dengan pengembangan jaringan di Indonesia sudah seharusnya juga dibarengi dengan penghapusan 2G dan 3G.
Baca juga: 40% Pengguna Smartphone 5G Memilih Untuk Menonaktifkan 5G
Menurut Open Signal, operator seluler di Indonesia kini diketahui telah memperbarui sejumlah pita yakni 800Mhz, 900Mhz, 1800 Mhz, dan 2100 Mhz untuk 4G. Di saat bersamaan mereka juga masih bergantung dengan pita 900Mhz dan 1800Mhz untuk 2G serta 3G pada 2100 Mhz.
Maka jika pita frekuensi itu digunakan untuk 4G, maka akan meningkatkan pengalaman seluler di tanah air. Hal tersebut juga dapat berpotensi mempercepat penyebaran jaringan 4G dan 5G yang dapat menjembatani kesenjangan digital di Indonesia kedepan.