Meluas, Varian Baru Corona dari Afrika Selatan Kini Terdeteksi di Taiwan

Jakarta –
Otoritas kesehatan Taiwan mengatakan pada hari Rabu (1/1/2021) bahwa mereka menemukan kasus infeksi perdana virus Corona COVID-19 mutasi yang berasal dari Afrika Selatan.
Dikutip dari laman Reuters, kasus infeksi tersebut terdeteksi pada seorang lelaki warga Kerajaan eSwatini. Pasien itu saat ini tengah dirawat di rumah sakit.
Menurut Pusat Komando Epidemi Taiwan, pasien berusia 30-an tahun tersebut tiba di Taiwan pada 24 Desember 2020 untuk bekerja. Dia kemudian menunjukkan gejala COVID-19 ketika berada di karantina.
Setelah diperiksa pada 3 Januari lalu, lelaki itu dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Pusat Komando Epidemi Taiwan menyatakan setiap penduduk yang tiba dari Afrika Selatan, eSwatini dan Inggris wajib dikarantina di tempat khusus selama 14 hari.
Hingga hari ini jumlah kasus COVID-19 di Taiwan tercatat mencapai 842 orang, dengan tujuh pasien meninggal. Hampir seluruh kasus infeksi COVID-19 di Taiwan berasal dari luar negeri, dan hanya ada seratus orang yang dirawat di rumah sakit.
Kerajaan eSwatini yang sebelumnya, bernama Swaziland, berada di dalam wilayah Afrika Selatan. Mereka adalah satu-satunya negara di Benua Afrika yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Perdana Menteri eSwatini, Ambrose Dlamini, meninggal akibat infeksi COVID-19 pada Desember 2020.
Sampai saat ini, penambahan kasus COVID-19 di Afrika Selatan setiap hari mencapai lebih dari 21 ribu orang. Diduga hal tersebut terjadi akibat penyebaran virus Corona mutasi yang lebih cepat menular.
Jumlah kasus keseluruhan mencapai lebih dari 1.2 juta orang, dengan lebih dari 33 ribu orang meninggal. Mereka menjadi negara di Afrika dengan kasus COVID-19 terbanyak.