Matthijs De Ligt, Pemain Berbakat Didikan Ajax Amsterdam

755Sports.id – Matthijs de Ligt merupakan pemain muda berbakat asal Belanda yang lahir pada 12 Agustus 1999. Sang pemain kini memperkuat Bayern Munchen sebagai bek tengah andalan dan tetap menjadi bagian penting dari tim nasional Belanda. Dikenal sebagai “bocah ajaib” dalam dunia sepak bola, pemain milik Bayern Munchen ini berhasil menarik perhatian publik berkat penampilan cemerlangnya di usia yang sangat muda.
De Ligt mencatatkan debut seniornya bersama Ajax pada September 2016 dalam laga melawan Willem II. Dan sejak itu terus mengukir prestasi. Pada Maret 2018, ia menjadi kapten termuda dalam sejarah klub Ajax. Lalu, bagaimana perjalanan karier De Ligt hingga mencapai puncak prestasi seperti sekarang? Mari simak ulasan berikut ini!
Pemain Didikan Ajax Amsterdam
Matthijs de Ligt berasal dari Leiderdorp, sebuah provinsi di Belanda. Di usia sembilan tahun, ia meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke ibu kota, Amsterdam, untuk mengejar impian besar: bergabung dengan akademi Ajax, salah satu akademi sepak bola terkemuka di dunia.
Ajax terkenal dengan akademi yang berhasil menghasilkan banyak pemain bintang, seperti Johan Cruyff, Marco van Basten, Dennis Bergkamp, Christian Eriksen, dan rekan seangkatan De Ligt, Frenkie de Jong. Pendidikan yang diterima De Ligt di akademi Ajax sangat berpengaruh terhadap karier yang ia jalani saat ini. Bahkan ia masih menerapkan ajaran yang didapatkannya hingga kini.
Nilai-nilai seperti disiplin, etos kerja keras, sikap baik terhadap orang lain, dan rasa hormat merupakan hal-hal yang ditekankan oleh Akademi Ajax dan menjadi bekal penting bagi De Ligt dalam mengarungi dunia sepak bola. Menurut wawancara yang dilansir oleh situs resmi Bundesliga Jerman, De Ligt mengungkapkan bahwa nilai-nilai tersebut sangat penting bagi perjalanan karier sepak bolanya.
Peraih Golden Boy 2018
Selain menjadi kapten di usia muda, ia juga sukses meraih beberapa penghargaan individu yang membanggakan.
Pada usia 19 tahun, De Ligt mengalahkan Kylian Mbappe dalam perolehan Golden Boy 2018. Sebuah penghargaan yang diberikan kepada pemain muda terbaik di Eropa. Bahkan, ia berhasil menyingkirkan pesaing terdekatnya, Trent Alexander-Arnold, yang juga merupakan bek handal.
Matthijs De Ligt juga menjadi bek pertama yang meraih penghargaan prestisius tersebut. Tidak berhenti di situ, France Football kemudian menganugerahinya Trophy Copa pada tahun berikutnya sebagai pemain U-21 terbaik di dunia.
Walaupun dihujani penghargaan dan ekspektasi tinggi di usia muda. De Ligt tetap menjaga sikap rendah hati dan fokus dalam permainannya, baik di dalam maupun di luar lapangan. Ia menyadari bahwa setiap kesalahan kecil bisa berdampak besar pada permainannya.
Menerima penghargaan Golden Boy tentu menimbulkan tekanan tersendiri bagi De Ligt. Namun, sebagai pemain muda profesional, ia justru menyambut tekanan tersebut dengan antusiasme dan semangat