Masih Terganjal Izin Etik, Uji Klinis Vaksin Corona di Bandung Banjir Peminat

Jakarta

Uji klinis vaksin Corona Sinovac dari Cina belum bisa dilakukan, pasalnya tim penguji vaksin anti COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran itu masih menunggu izin dari Komite Etik internal. Meskipun belum kantongi izin, pihak penguji mengaku sudah banyak warga yang berminat menjadi relawan vaksin Sinovac dengan menghubungi lokasi uji klinis.

“Sampai saat ini sudah banyak masyarakat Bandung yang mendaftar dan kita sampai sekarang belum mencatat ada berapa orangnya karena kita belum dapat izinnya,” kata Eddy Fadlyana selaku Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Fakultas Kedokteran (FK) Unpad di Balaikota Bandung, Senin (27/8/2020).

Dia mengatakan, kebanyakan dari relawan berinisiatif mendaftarkan diri melalui sambungan telepon kepada enam lokasi uji klinis di antaranya RSP Unpad, Klinik Unpad, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit.

“Hanya dari telepon yang masuk sudah sangat banyak. Ada juga dari perusahaan-perusahaan yang ingin ikut. Kami belum bisa membuka pendaftaran selama izin dari komite etik belum didapatkan,” kata Eddy.

“Bahkan ada satu rumah sakit dokter dan tenaga medisnya di Jakarta yang ingin menjadi relawan. Tapi itu kita tolak karena belum mendapat izin,” tambahnya.

Dia mengatakan, izin untuk melakukan penelitian dari Komite Etik kemungkinan akan terbit hari ini. Sehingga setelah izin keluar, pihaknya akan mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai vaksin tersebut.

“Kemudian hari ini kalau terbit, maka besok kami akan membuat selebaran ke berbagai pihak. Satu bulan persis hari ini sudah sebulan yang lalu. Baru hari ini izin akan dikeluarkan,” imbuhnya.

Pihaknya berharap relawan tersebut mendaftarkan diri atas sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari berbagai pihak. Adapun pelaksanaan pemberian injeksi vaksin Sinovac tidak akan mengalami kemunduran dari jadwal yang ditentukan sebelumnya.

“Enggak sih, dari awal rencana Agustus jadi semoga tidak akan mundur. Sekitar tanggal tujuh atau awal bulan,” ungkapnya.

Sebelumnya, dia menjelaskan para relawan tidak akan mendapatkan bayaran tetapi akan mendapatkan beberapa asuransi seperti rapid test, swab test, asuransi kesehatan dan transportasi pemeriksaan serta pengawasan.

“Kalau imunisasi jadi tidak dibayar. Keuntungannya didapatkan selama periode penelitian selesai. Satu subjek membutuhkan waktu penelitian selama enam bulan,” pungkasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Masih Terganjal Izin Etik, Uji Klinis Vaksin Corona di Bandung Banjir Peminat