
Maradona Meninggal Dunia, Ini Kondisi yang Tingkatkan Risiko Henti Jantung

Jakarta –
Pesepakbola legendaris Diego Maradona meninggal dunia karena henti jantung. Pria berusia 60 tahun ini sebelumnya sempat dibawa ke RS karena mengalami gumpalan darah di otak.
Kabar meninggalnya Maradona cukup mengejutkan karena operasi terkait penyakit yang diidapnya kala itu berjalan lancar dan bisa kembali ke rumah. Namun, tak ada kabar terbaru yang terdengar dari Maradona hingga akhirnya ia dilaporkan meninggal dunia.
Maradona menghembuskan napas terakhirnya akibat henti jantung pada Rabu (25/11/2020). Kasus henti jantung seringnya berakhir fatal karena terjadi secara mendadak dan tak segera mendapat pertolongan.
Tanda henti jantung seperti yang dialami Maradona biasanya terjadi usai sebelumnya mengalami sesak napas, rasa lemas, dan rasa tak nyaman di dada. Namun, ada beberapa orang yang memiliki risiko tinggi mengalami kondisi henti jantung.
Dikutip dari Mayo Clinic, salah satu yang paling berisiko adalah pengidap penyakit jantung koroner, tetapi beberapa kondisi lain juga bisa meningkatkan risiko mengalami henti jantung seperti berikut.
Faktor risiko henti jantung
– Riwayat keluarga
– Merokok
– Tekanan darah tinggi
– Kolesterol
– Kelebihan berat badan
– Diabetes
– Gaya hidup pasif (tak banyak bergerak).
Kapan harus menemui dokter saat muncul gejala yang berisiko mengalami henti jantung?
– Nyeri dada
– Detak jantung cepat dan cenderung tak teratur
– Sesak napas
– Pingsan atau hampir pingsan
– Kepala terasa pusing.
Maradona Meninggal Dunia, Ini Kondisi yang Tingkatkan Risiko Henti Jantung
