Mantan KSAL Australia: “Tidak ada Platform Kapal Selam Nuklir yang Sempurna, Kombinasi Astute dan Virginia Class Bisa Jadi Pilihan”

Lumrah bila pejabat militer yang baru memasuki masa purna tugas memberikan sejumlah pendapatnya terkait isu strategis. Dengan posisi berada di luar institusi, sang pejabat biasaya lebih bebas untuk mengungkapkan pendapatnya. Pandangan strategis rupanya baru saja dilontarkan oleh mantan orang nomer satu di Angkatan Laut Australia (RAN), yakni Vice Admiral Michael Joseph Noonan, KSAL Australia yang menjabat sejak 6 Juli 2016 dan baru pensiun pada 6 Juli 2022 lalu.
Baca juga: Menanti Tahun 2040, Australia Berencana Sewa Kapal Selam Nuklir dari AS atau Inggris
Dilansir dari abc.net.au (21/9/2022), Joseph Noonan mengungkapkan pandangannya tentang isu kapal selam nuklir yang akan menjadi proyeksi kekuatan strategis Australia dalam dekade mendatang. Ia memperingatkan armada kapal selam diesel listrik Collins Class yang menua di negara itu akan menjadi lebih mudah dideteksi di lingkungan maritim yang semakin padat, alasannya kapal selam tersebut perlu muncul lebih sering daripada kapal selam bertenaga nuklir.
Noonan dikatakan memberikan penilaian yang jujur tentang urgensi kapal selam bertenaga nuklir di bawah kemitraan AUKUS dengan AS dan Inggris untuk menggantikan kapal bertenaga konvensional Australia saat ini. Tampil di podcast Australian National University, mantan KSAL Australia ini berpendapat bahwa daya tahan kapal selam nuklir yang lebih lama adalah keuntungan tersendiri di wilayah yang semakin termiliterisasi dan diperebutkan.
“Saat kami bergerak ke lingkungan dan sistem yang diperebutkan, maka kapal selam kami saat ini lebih dapat dideteksi saat mereka berada di permukaan, satu-satunya cara untuk tetap tidak terdeteksi adalah dengan tidak berada di permukaan,” ujar Nooman. Ia menyebut, dalam kondisi normal, kapal selam bertenaga konvensional perlu muncul ke permukaan atau naik ke kedalaman periskop, sekali atau dua kali sehari, dan itu sangat rentan terdeteksi oleh lawan. Dengan hadirnya kapal selam bertenaga nuklir, maka isu itu bisa dihilangkan.
Ketika ditanya tentang seperti apa desain kapal selam bertenaga nuklir Australia, Noonan menyebut kapal selam nuklir Australia dapat menggabungkan atribut terbaik dari Inggris dan Amerika Serikat. Pada bulan Maret tahun depan (2023), Nuclear Powered Submarine Task Force akan menyerahkan hasil riset kepada pemerintah dari studi 18 bulan mereka yang menganalisa opsi terbaik untuk armada masa depan Australia.

Ditanya tentang desain kapal selam nuklir Inggris Astute Class atau kapal selam nuklir AS Virginia Class, Noonan mengatakan bahwa tidak ada pilihan “langsung”. “Dari sudut pandang saya, saya pikir ada keuntungan besar di Astute, dan saya pikir juga ada keuntungan besar di Virginia. Saya dapat melihat bahwa ini akan menjadi kombinasi dari keuntungan yang dibawa kedua platform – tidak ada platform yang sempurna untuk Australia, tetapi keduanya memiliki beberapa atribut yang sangat kuat. Produk akhir dapat memiliki atribut dan fitur atau sistem yang mungkin berasal dari desain lain, atau bahkan teknologi baru yang mungkin akan datang,” kata Nooman.
Menolak Kapal Selam Konvensional Pengganti Collins Class
Seperti diketahui ada sejumlah tawaran bagi Australia untuk menggunakan kapal selam diesel listrik ‘sementara’ (mengisi kesenjangan) sebagai pengganti Collins Class, maklum Australia masih lama untuk bisa menerima kapal selam nuklir, yaitu di tahun 2040. Tapi Vice Admiral Michael Joseph Noonan di akhir masa jabatannya termasuk orang yang menentang usulan tersebut.
Baca juga: AL Australia Pertimbangkan Pengadaan Kapal Selam Type 214 dari Jerman
“Saya tetap yakin, bahwa kapal selam Collins Class akan tetap menjadi kapal selam yang sangat mumpuni yang akan terus memenuhi kebutuhan Australia sampai kita melihat kapal selam bertenaga nuklir,” katanya pada bulan Mei 2022. (Gilang Perdana)