Shopee Affiliates Program

Manfaatkan 26 Ghz, Smartfren Uji Coba 5G Cocok untuk Industri!

Jakarta, – Smartfren hari ini, Kamis (17/6) mengelar uji coba 5G dengan menggunakan frekuensi 26 Ghz atau Milimeter-wave (mmWave). Dari hasil uji coba tersebut, menghasilakan kecepatan jaringan 5G yang luar biasa yaitu tembus hingga 1,85 gbps atau gigabits per second.

Sekedar informasi Pita frekuensi 26 Ghz ini sesuai dengan rekomendasi organisasi telekomunikasi internasional, International Telecommunication Union (ITU), di acara World Radiocommunication Conference (WRC) 2019. Dalam konferensi tersebut, telah ditetapkan rekomendasi tiga spektrum untuk 5G, yakni 26 GHz (24,5-27,5GHz), 40 GHz (37-43,5 GHz) dan 66 GHz.

Baca juga: Smartfren Beri Kode ‘Soon’ untuk Menggelar Layanan 5G di Tanah Air

Meski 26 GHz berpeluang kuat menjadi frekuensi 5G, Mulyadi, Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Kominfo menekankan masih butuh kajian lebih lanjut sebelum diresmikan. Ditambah, masih ada PR yang harus diselesaikan pemerintah, seperti menggelar fiber optik, hingga penentuan bisnis model 5G.

Dalam ajang itu, Smartfren menunjukan seberapa potensialnya frekuensi 26 Ghz dengan berbagai macam use case atau kegunaan dari berbagia industri yang dihadirkan dalam uji coba tersebut.

Dengan kecepatan ini, Smartfren menjajal untuk menontong konten di Youtube dengan resolusi tertinggi 4K atau 2160p. Dalam tayangan yang disaksikan itu memperlihatkan video berjalan sangat lancar.

Baca juga: Asioti: Implementasi 5G di Sektor Industri Sangat Potensial  

Lalu Smartfren juga mempertontonkan hasil uji 5G-nya dengan menggunakan kacamata virtual reality (VR). Cara ini dikalim dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan industri mengiklankan wisata langsung dengan VR.

Manfaatkan 26 Ghz, Smartfren Uji Coba 5G Cocok untuk Industri!  Manfaatkan 26 Ghz, Smartfren Uji Coba 5G Cocok untuk Industri!

Sementara itu Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren menjelaskan kegunaan layanan 5G melalui hasil uji ini memperlihatkan, tidak hanya untuk kalangan konsumen, tapi bisa diperuntukkan dalam membantu kegiatan industri.

“Industri manufacturing sangat menanti kehadiran jaringan super cepat 5G. Kita semua tahu, Grup kami Sinarmas banyak sekali memiliki fasilitas pabrik dimana, banyak otomatisasi yang jika didukung dengan jaringan 5G akan berjalan lebih sempurna,” terang Merza.

Lalu yang juga tak dipungkiri industri medis kesehatan juga sangat menanti 5G, “dan jangan salah agribisnis juga sudah membutuhkan layanan 5G, Iot developer menyasar industri tersebut, otomatisasi sudah dijalankan. Banyak sekali jalan pengembangan industri melalui implementasi 5G kedepan,” terangnya.

Baca juga: Jaringan 5G Akan ‘Menyapa’ di Empat Wilayah Strategis ini  

Sementara itu, Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) implementasi 5G saat ini untuk industri sangat besar potensinya.

Meski potensial, ada sejumlah tantangan yang musti disiapkan oleh industri guna menyambut 5G ini. Salah satunya ialah bagaiman menyiapkan pekerjanya naik kelas dengan keahlian yang sesuai kebutuhan zamanya.

Teguh menceritakan kedepan pekerja seharusnya sudah menjadi supervisor alat-alat yang dapat mengotomasi pekerjaan. “Jadi pekerja naik kelas karena pengaruh digitalisasi itu. Dan di industri sendiri kita tenggarai return on investment itu maksmimal 2 tahun lho, dengan begitu mereka (sektor industri) tidak akan ragu-ragu lagi untuk melakukan digitalisasi diri. Dan perlu kita ketahui sebenarnya di industri sendiri memiliki 3 kebutuhan, pertama itu mengoptimalkan biyaya oprasional, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan pendapatan. Jadi digitaliasi, laju otomatisasi industi tidak dapat terelakan karena sangat menjamin ke-tiga hal tersebut,” tandasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Manfaatkan 26 Ghz, Smartfren Uji Coba 5G Cocok untuk Industri!