Malaysia Bersiap Hadapi Gelombang 4 COVID-19 Meski Kasus Menurun, Kenapa?

Jakarta

Seiring capaian vaksinasi yang disebut telah mencapai 90 persen pada populasi di atas 18 tahun, Malaysia mencatat tren penurunan jumlah kasus COVID-19. Namun dicurigai, kasus bakal meningkat kembali bak kurva berbentuk U.

Konsultan penyakit menular Rumah Sakit Penang Dr Chow Ting Soo menyebut, risiko lonjakan tersebut disebabkan oleh varian Delta yang jauh lebih menular dibanding varian Corona lainnya.

“Selain itu, kekebalan yang diberikan oleh vaksin akan berkurang setelah tiga hingga enam bulan. Artinya bahkan setelah vaksinasi, infeksi terobosan diantisipasi dan diharapkan,” katanya, dikutip dari The Straits Times, Rabu (24/11/2021).

“Ini yang sedang kita persiapkan untuk menghadapi kemungkinan munculnya kembali kasus atau yang disebut gelombang keempat,” imbuh Dr Chow.

Menurutnya jika gelombang keempat tersebut tiba, sistem perawatan kesehatan dapat runtuh dan berimbas pada ekonomi. Mengantisipasi itu, ia menegaskan booster atau suntikan dosis ketiga vaksin COVID-19 amat diperlukan.

“Bagi mereka yang berusia lebih dari 40 tahun dan mereka yang berusia di atas 18 tahun dengan penyakit penyerta, mereka perlu menjalani suntikan booster,” beber Dr Chow.

Pada kesempatan lainnya, wakil menteri kesehatan Malaysia Aaron Ago Dagang menyebut pemerintah siap menghadapi gelombang empat COVID-19 di pasca pemilihan umum di negara bagian Melaka pada Sabtu lalu. Menurutnya, efek acara tersebut kepada penambahan kasus COVID-19 baru bisa terdeteksi dalam 10-14 hari.

“Kita pantau situasinya. Pemerintah sadar dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya gelombang keempat di tanah air,” katanya menjawab pertanyaan di Dewan Rakyat, Selasa (23/11/2021).

Sudah mulai ada kenaikan kasus

Ahli virologi Dr Kumitaa Theva Das menambahkan, bercermin pada kondisi COVID-19 Eropa kini, tingkat rawat inap dan kematian akibat COVID-19 bakal ikut melonjak jika gelombang keempat terjadi di Malaysia.

“Di Eropa, lonjakan kasus terutama terjadi di kalangan orang tua (yang menerima suntikan vaksin lebih awal tahun ini) dan di antara anak-anak yang tidak memenuhi syarat untuk diinokulasi,” katanya.

“Perhatian langsungnya adalah berapa lama lagi sistem kesehatan bisa bertahan jika ada peningkatan kasus COVID-19,” imbuh Dr Kumitaa.

Ia menyebut, berdasarkan data CovidNow, peningkatan kasus COVID-19 dalam dua pekan terakhir terjadi di Kedah, Melaka, Penang, Negri Sembilan dan Terengganu.

Selain itu, peningkatan rawat inap juga terjadi di Johor, Kelantan, Pahang dan Penang, serta peningkatan kasus di Kedah, Kelantan dan Melaka.


Terima kasih telah membaca artikel

Malaysia Bersiap Hadapi Gelombang 4 COVID-19 Meski Kasus Menurun, Kenapa?