Makan Bareng-bareng Picu Penularan COVID-19 Klaster Keluarga-Perkantoran?

Boyolali –
Makan siang bareng teman-teman kantor memang seru. Tapi ada baiknya dihindari dulu di masa pandemi ini karena disinyalir penularan COVID-19 banyak terjadi pada momen seperti ini.
Ini diungkap oleh Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, kepada wartawan baru-baru ini. Menurutnya, kegiatan makan bersama juga berpotensi memicu penularan di klaster keluarga.
“Karena pada waktu makan itu biasanya pada buka masker. Kemudian pada saat makan bersama disitu biasanya terjadi ngobrol ya dan itu ternyata disinyalir menjadi salah satu sumber penularan yang utama di klaster keluarga maupun di klaster tempat kerja,” jelasnya.
Maka, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari kegiatan makan bersama. Jika tidak bisa dihindari, sebaiknya posisinya jangan saling berhadapan, sehingga potensi penularan virus Corona bisa dihindarkan.
“Sehingga untuk mewaspadai penularan di klaster keluarga dan di tempat kerja ini sebaiknya untuk makan bersama itu mulai dihindari. Kalaupun memang tidak bisa dihindarkan itu posisinya supaya jangan berhadapan. Jadi makan bersama itu posisinya saling membelakangi, sehingga potensi penularan ini benar-benar bisa dihindarkan,” imbau Lina, sapaan akrabnya.
Dalam sepakan terakhir atau dari tanggal 30 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021, Lina menyebut di Boyolali ada tambahan jumlah kasus baru positif COVID-19 sebanyak 223 orang. Jumlah tersebut tersebar di 20 kecamatan.
Dengan tambahan tersebut, sehingga sampai saat ini jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di Boyolali sebanyak 3.414. Dengan rincian yang dirawat 133 orang, yang isolasi mandiri 232 orang, selesai isolasi 2.944 orang dan meninggal dunia ada 105 orang.
“Untuk skoring IKM COVID-19 Boyolali saat ini diangka 1,88, dengan demikian Boyolali berada di zona orange atau zona risiko sedang,” jelasnya.
Menurut Lina, pihaknya agak kesulitan untuk mengidentifikasi klaster kasus COVID-19 di Boyolali. Hal ini dikarenakan perkembangan atau kasusnya sudah banyak sekali, sehingga hampir semua jadi satu dan sulit di ketahui mana ujungnya dan mana pangkalnya.
“Perkembangan klaster karena memang kasusnya sudah banyak sekali, kita agak sulit mengidentifikasi apakah ini klaster keluarga atau tempat kerja. Karena yang mana ujungnya yang mana pangkalnya, ini sekarang hampir semua sudah jadi satu. Sehingga ini agak susah mengidentifikasi, tapi yang berhasil kita kroscek di lapangan memang perkembangannya di dua klaster tersebut yaitu klaster keluarga dan tempat kerja,” kata Lina.
“Klaster tempat kerja juga sudah mulai hampir merata. Selain di pabrik, kemudian di perkantoran, kemudian juga masih ada beberapa itu di lokasi kecil-kecil, Faskes beberapa juga masih ada,” sambung dia.