
Maia Estianty Dua Kali Terinfeksi COVID-19, Kenapa Bisa Terjadi Reinfeksi?

Jakarta –
Artis Maia Estianty mengungkapkan sempat terinfeksi COVID-19 untuk kedua kalinya pada akhir Maret 2021 usai melakukan tes PCR. Ia kembali terinfeksi setelah berpelukan dengan orang yang ternyata positif COVID-19.
Sebelumnya, ia juga dikabarkan positif pada akhir Desember 2020 lalu. Hal tersebut diungkapkannya melalui akun YouTube pribadinya, MAIA ALELDUL TV.
“Walau aku biasanya sangat jaga protokol (kesehatan), tapi ternyata aku ketemu orang yang kemudian aku peluk, ternyata orang yang aku peluk ini positif. Jadi pada akhirnya aku kena meski tidak berat, ringan super ringan, alhamdulillah dua kali dikasih ringan,” ujarnya.
Kenapa orang bisa dua kali terinfeksi COVID-19?
Fenomena dua kali terinfeksi COVID-19 atau reinfeksi ini masih sangat jarang terjadi. Tetapi, kemungkinan itu bisa terjadi dan semakin meningkat seiring dengan berlanjutnya pandemi.
Dikutip dari WebMD, seperti virus lainnya, virus Corona juga akan mengalami perubahan. Hal itu bisa mengubah gen virus untuk memungkinkan menyerang sel tubuh.
Perubahan itu bisa membantu virus untuk menghindari sistem kekebalan tubuh. Jika itu benar terjadi, kemungkinan orang yang sudah sembuh dari COVID-19 bisa mengalami reinfeksi, terutama yang memiliki respons kekebalan yang lemah.
Lalu, berapa lama antibodi bisa melindungi?
Sebuah penelitian di Inggris melaporkan bahwa antibodi setelah infeksi COVID-19 bisa memberikan perlindungan selama enam bulan, bahkan jika antibodi tersebut memudar seiring waktu. Dari 1.246 relawan studi yang memiliki antibodi COVID-19, hanya tiga orang yang mengalami reinfeksi tanpa ada gejala apapun.
“Itu karena tingkat antibodi tidak bisa memprediksi kemampuan seseorang untuk melawan infeksi ulang di masa depan,” kata ahli onkologi dan profesor di Mayo Clinic S Vincent Rajkumar yang dikutip dari National Geographic, Sabtu (10/4/2021).
Saat terinfeksi, tubuh manusia akan menghasilkan antibodi dalam waktu 1-2 minggu. Sel tubuh akan melawan virus yang masuk ke dalam tubuh dan disimpan dalam sel memori untuk mencegah terjadinya infeksi ulang.
“Sel-sel yang menciptakan antibodi itu akan tetap ada. Akan sulit bagi infeksi baru untuk menyebabkan jumlah kerusakan yang sama seperti yang pertama. Tubuh sudah tahu bagaimana merespons virus tersebut,” lanjutnya.
Maia Estianty Dua Kali Terinfeksi COVID-19, Kenapa Bisa Terjadi Reinfeksi?
