
Lucky Sebastian: Pasar Indonesia Sangat Dinamis, Membuat Vendor Smartphone Saling Salip

Jakarta, – Dinamika pasar smartphone di Indonesia semakin kencang, karena untuk menjadi nomor satu di Indonesia tidak lah mudah bahkan cenderung berubah-ubah kursi kepemimpinanya. Vendor smartphone pun diketahaui hingga kini masih terus berlomba membuat gebrakan guna menarik konsumen di Indonesia.
Melihat Fenomena tersebut, vendor smartphone tampaknya telah menemukan formula yang pas untuk menjawab kebutuhan, yang sesuai demografi penduduknya khususnya pada jajarannya mid to low.
Hal itu terungkap pada sesi pembahasan Selular bersama Lucky Sebastian dengan Chief Editor Uday Rayana di kanal Youtube Bincang Eksekutif, Berikut Cuplikannya :
- Sebagai pengamat gadget, bagaimana Anda melihat vendor smartphone China yang konsisten pasang strategi untuk menggempur pasar dengan irama spesifikasi bagus dan harga yang terjangkau?
Dulu kita pandang sebelah mata produk China, namun saat ini tentu kita tidak bisa demikian, karena selain pasarnya besar mereka juga maju karena hampir semua produknya dibuat di China. Walaupun ada di Indonesia dalam bagian perakitan, namun untuk skala yang besar semuanya ada di China dari kelas rumahan sampai pabrik.
Jadi produk dari China tidak boleh dipandang sebelah mata dari lagi, built quality mereka bagus, hardware-nya bagus. Bahkan untuk AI mereka sangat terdepan.
Seperti yang kita tahu awal mula perkembangan smartphone China itu mengikuti produk barat, baik itu dari segi model dan tampilan. Langkah ini pun akhirnya mempersingkat proses mereka, dan terbukti brand China bisa lebih cepat maju sampai akhirnya bisa membuat produknya sendiri.
Dan yang menarik sesama produk China itu saling mengikuti tren hingga irama yang dihasilkan vendor smartphone itu sama. Yang membedakan dari mereka (brand ponsel China) itu dari segi marketingnya saja, alhasil setiap brand memiliki kekuatan yang berbeda.
- Bagaimna menurut Anda upaya Xiaomi untuk mempertahankan posisi pemimpin pasar, apakah ada perubahan?
Seperti yang kita tahu, pertama Xiaomi masuk Indonesia mereka hanya mengandalkan online store, dan alasaan harga produk mereka murah adalah karena dia tidak ada iklan dan tidak mengunakan artist untuk menjadi Brand Ambassador-nya.
Namun pasca berhasil memimpin pasar, langkah yang tidak mereka ambil itu pun kini mulai mereka jalankan. Seperti penjualan yang dahulu hanya online tapi mereka saat ini juga membuat gerai MI Store, karena sadar jika menjualnya hanya online tidak dapat menjangkau konsumen di daerah. Jadi langkahnya seperti brand- brand lain. Namun kedepannya Xiaomi memiliki cara yang sama dengan brand lainnya.
- Menurut Anda Bagaimana kiprah dan kinerja Oppo, hingga akhirnya Oppo menikmati puncak keemasan seperti saat ini?
Oppo ini Unik, pertama masuk banyak yang merasa asing olehnya. Namun pertama masuk Oppo langsung berani adu strategi dengan Samsung, strategi mereka itu berbeda dengan Xiaomi karena tidak berbicara tentang spesifikasi namun menjual style dan Fungsi.
Bahkan Oppo tidak mau mengungkapkan bahwa brand dia berasal dari China. Karena pada saat itu produk China masih di pandang sebelah mata untuk kelas Smartphone.
Kemudian Oppo itu konsisten membuat strategi dari branding, itulah kekuatan meraka dari awal dan pada saat belum gencaranya sosial media mereka menawarkan ke toko -toko untuk di branding menjadi penjualan produk Oppo. Seiring berjalannya waktu, marketing mereka semakin kuat saat meluncurkan produk baru, mereka berani menyewa televisi nasional untuk peluncuranya.
Tidak hanya kekuatan marketing yang di utamakan olehnya, namun Oppo sadar betul untuk terus meningkatkan device-nya, karena mereka itu menyajikan barang lebih kearah stylish yang menjadi jati dirinya.
Selain itu untuk membuat menarik konsumen wanita, Oppo pasang strategi untuk meningkatkan kualitas kameranya yang bagus, bisa membuat kulit menjadi halus.
- Berbicara tentang brand Samsung yang akhirnya turun peringkat di Pasar Smartphone, bagaimana tanggapan Anda mengenai hal tersebut?
Samsung merupakan salah satu brand lawas yang masih bertahan, dan kini Samsung seolah-olah diserbu oleh berbagai macam brand dari China. Tapi kalo kita bicara mengenai mid to low, Samsung harus memperhatikan dalam menyajikan Smartphone murah.
Saya percaya Samsung bisa karena dia memiliki produk yang berkualitas, jadi jika Samsung mau membuat sesuatu seperti yang lain sudah pasti bisa. Brand asal Korea Selatan ini memang menyajikan terhitung lambat. Dan akhirnya tergerus juga dengan brand lain. Namun sekarang Samsung berubah karena dia sekarang berani mengeluarkan banyak tipe saat ini.
Samsung menyajikan seri A dan M yang bertujuan untuk bertempur di segmen mid dan low. Seperti Seri A di tujukan untuk segmen yang mirip dengan seri S, produk tersebut punya peluang untuk kembali di pasar smartphone.
Dan yang sangat menjual dari Samsung itu adalah dari segi UI-nya yang rapih yang membuat penngunanya setia.
- Menurut Anda bagaimana fenomena Realme, sebagai brand baru mereka sudah menduduki peringkat 4 di Pasar Smartphone?
Saya melihat Realme hadir untuk bersaing dengan Xiaomi, Realme di level produk bawah bisa menyerang dengan sajian harga produk smartphone murah dan spesifikasi yang bagus. Langkah ini lah yang membuat Realme bisa menyodok pasar ponsel di dalam negeri.
Bahakan Realme kini menjadi brand yang memiliki pertumbuhannya pesat, mereka hadir di pasar Indonesia dengan menjual smartphone dengan spesifikasi andal namun harga murah, sama dengan konsep Xiaomi.
Tapi Realme juga tidak harus terus menyasar segmen bawah, Realme perlu menunjukan bahwa punya kemampuan sesuatu yang lebih baik, yang tidak bisa di capai oleh Entry level, misal menngunakan chipset terbaru. Karena jika dia tidak bisa melakukan yang hebat Realme bisa saja jatuh.
- Menurut Anda bagaimana persaingan Vendor Smartphone di era 5G?
Walaupun cakupan area 5G masih kecil, dan yang bisa akses belum banyak, namun budaya di Indonesia memiliki pemikiran yang penting punya dulu jadi saat era 5G sudah siap, produk yang sudah mendukung jaringan super cepat itu sudah ada digengangam mereka.
Apalagi smartphone sekelas entry level pun sudah dilengkapi teknologi 5G, beberapa brand bahkan telah menjual, hal itu berdampak juga ke para konsumen untuk melirik smartphone berbasis 5G.
Walaupun para pengguna memiliki pemikiran bahwa 5G lebih cepat dari 4G, dan membuat penjualan smartphone berbasis 5G akan terus di cari. Nyatanya band dan spektrum 5G di Indonesia masih belum stabil.
[embedded content]Lucky Sebastian: Pasar Indonesia Sangat Dinamis, Membuat Vendor Smartphone Saling Salip
