Ledakan di Lebanon Tewaskan Puluhan, Begini Kondisi RS Tangani Korban

Jakarta –
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan setidaknya lebih dari 70 orang tewas akibat ledakan yang mengguncang Beirut. Ledakan 22.750 ton amonium nitrat di Beirut, Lebanon, tidak cuma menyisakan puluhan korban jiwa dan ribuan luka-luka, udara Beirut juga tercemar gas beracun nitrous oxide atau N2O.
“Setidaknya 78 orang telah meninggal dan 4.000 menderita luka-luka dalam ledakan dan kebakaran yang mengguncang Beirut pada hari Selasa,” sebut Kementerian Kesehatan Lebanon, dikutip dari New York Times.
Jumlah korban disebut terus naik sepanjang hari. Banyak di antaranya yang dilaporkan luka-luka membanjiri antrian rumah sakit. Disebutkan, pencarian orang hilang pun sedang berlangsung dan cukup banyak terjadi.
Petugas kesehatan di Lebanon mengatakan bahwa setiap ambulans yang tersedia dari Lebanon Utara, Bekaa, dan Lebanon Selatan, sedang dikirim ke Beirut untuk membantu para korban.
Berikut 4 fakta dampak fasilitas kesehatan hingga pasien di RS akibat ledakan di Beirut, Lebanon.
Pasien di rumah sakit melebihi kapasitas
Rumah sakit dilaporkan begitu kewalahan sehingga di antara mereka ada yang terpaksa tidak menerima atau menangani korban yang yang terluka, termasuk Rumah Sakit Universitas Amerika. Pasien diangkut ke rumah sakit di luar Beirut karena korban rumah sakit di Beirut sudah melebihi kapasitas.
Meski begitu, Menteri Kesehatan Masyarakat Hamad Hassan mengumumkan bahwa kementeriannya akan menanggung biaya perawatan korban yang terluka di rumah sakit, lapor lantasional. Kepresidenan Lebanon mengatakan di Twitter, bahwa Presiden Michel Aoun telah menginstruksikan militer untuk membantu penanganan dampak dari peristiwa ini.
Beberapa faskes tutup, pasien dikirim ke RS lain
Rumah Sakit St. George di pusat Beirut, salah satu kota terbesar, dilaporkan memiliki kerusakan parah sehingga harus ditutup dan mengirim pasien ke tempat lain. Lusinan pasien dan pengunjung terluka oleh puing-puing yang jatuh dan serpihan kaca.
“Setiap lantai rumah sakit rusak. Aku tidak melihat ini bahkan selama perang. Ini bencana” kata Dr. Peter Noun, kepala hematologi dan onkologi anak.
Rumah sakit Bikhazi Medical Group dengan 60 tempat tidur merawat 500 pasien dalam beberapa jam setelah ledakan, meskipun mengalami kerusakan parah, kata Rima Azar, direktur rumah sakit dan pemilik bersama. Adapula seorang wanita yang sudah meninggal ketika dia dibawa masuk.
“Rumah sakit ini memiliki banyak kaca pecah, pintu masuk rumah sakit benar-benar hancur,” kata Azar.
“Langit-langit penuh jatuh pada beberapa pasien di beberapa kamar. Tekanannya mengerikan. Kami mendengar ledakan, lalu semuanya bergetar,” jelasnya.