LCH BRP Batak (Balikpapan Class) – Kapal Pendarat Amfibi yang Akrab dengan Identitas Indonesia

Meksi bukan dioperasikan oleh TNI AL, namun mama kapal angkut ini boleh dibilang selalu lekat dengan identitas “Indonesia.” Inilah LCH (Landing Craft Heavy) Balikpapan class yang pernah menjadi arsenal Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy). Diproduksi oleh Galangan Walkers Limited di Maryborough, Queensland, penamaan enam unit LCH Balikpapan class mengambil nama kota perjuangan pasukan Australia di Pulau Kalimantan selama Perang Dunia Kedua.

Baca juga: LCH Balikpapan Class – Identitas Indonesia di Kapal Perang Australia

Saat ini seluruh LCH Balikpapan class sudah dipensiunkan oleh Angkatan Laut Australia, namun karena kondisinya masih layak operasi, sebagian LCH Balikpapan class kemudian dihibahkan ke Papua Nugini dan Filipina. Nah, total saat ini ada lima unit LCH Balikpapan class yang dioperasikan Angkatan Laut Filipina, dua diantaranya adalah hasil hibah, dan tiga sisanya dilalihkan dengan cara dijual.

Dari lima unit LCH Balikpapan class, ada satu kapal yang namanya sangat akrab di Indonesia, yakni BRP Batak (LC-299). Sebelum bernama “Batak,” kapal ini dioperasikan AL Australia HMAS Tarakan (L-129). Dikutip dari wikipedia.org, pemberian nama Batak pada kapal angkut/pendarat ini untuk menghormati keberadaan salah satu suku yang ada di Pulau Palawan.

LCH BRP Batak (Balikpapan Class) – Kapal Pendarat Amfibi yang Akrab dengan Identitas Indonesia

Batak adalah salah satu dari sekitar 140 masyarakat adat di Filipina. Mereka terletak di bagian timur laut Palawan, sebuah pulau yang relatif besar di barat daya Filipina Sejak zaman kuno, suku Batak telah mendiami serangkaian lembah sungai di sepanjang garis pantai yang sekarang disebut Kota Puerto Princesa.

Hanya terdapat sekitar 1.500 orang Batak yang tersisa menurut sensus tahun 2020. Orang Batak cenderung bertubuh kecil, dengan kulit gelap dan rambut keriting. Namun masih ada perdebatan mengenai apakah orang Batak terkait dengan kelompok Negrito di Filipina atau sebenarnya dengan kelompok lain yang secara fisik serupa di Indonesia atau di Kepulauan Andaman.

LCH BRP Batak (Balikpapan Class) – Kapal Pendarat Amfibi yang Akrab dengan Identitas Indonesia

Selain BRP Batak (LC-299), sejatinya masih ada LCH Balikpapan class yang namanya akrab ditelinga orang Indonesia, yakni BRP Iwak (LC-289). Sebelumnya kapal angkut ini bernama HMAS Wewak (L-130). Iwak seperti halnya Batak, adalah kelompok etnis kecil Filipina yang mendiami di wilayah Cordillera di Pulau Luzon. Sementara Iwak dalam Bahasa Jawa berarti Ikan.

Dari sejarahnya, HMAS Brunei dan HMAS Tarakan dipilih untuk didonasikan ke Angkatan Laut Filipina pada Januari 2015.Kedua kapal pendarat tersebut diperbaharui dan dilengkapi dengan peralatan navigasi dan keselamatan baru, dengan total biaya Aus$4 juta.

LCH BRP Batak (Balikpapan Class) – Kapal Pendarat Amfibi yang Akrab dengan Identitas Indonesia

Selanjutnya Pemerintah Filipina dan Australia melakukan negosiasi untuk menjual tiga unit LCH Balikpapan class yang tersisa kepada Angkatan Laut Filipina. Pada tanggal 27 Juli 2015, Presiden Filipina Benigno Aquino III menyatakan membeli ketiga kapal tersebut. Ketiganya adalah eks HMAS Balikpapan, HMAS Wewak, dan HMAS Betano, dikirim ke Filipina pada Maret 2016, dan langsung dikirim untuk pekerjaan perbaikan. LCH Balikpapan class eks Australia ditugaskan ke Sealift Amphibious Force Angkatan Laut Filipina.

Sekilas Balikpapan Class
Kapal besutan Negeri Kanguru ini punya bobot standar 364 ton dan bobot full 517 ton dengan dimensi 44,5 x 10,1 meter. Sebagai kapal angkut berat, Balikpapan class mampu membawa muatan hingga 180 ton. Daya muatnya bisa membawa 3 unit MBT Leopard atau 13 unit tank APC M113. Bisa juga sekali berlayar membawa 23 truk ukuran 4 ton. Semisal ditugasi membawa pasukan, sekali angkut bisa dibawa 400 personel.

Setelah melalui proses repowering, kapal ini menggunakan mesin 2 × Caterpillar 3406E diesel engines sejak 2005. Balipapan Class mampu melaju pada kecepatan jelajah 10 knots. Sementara jarak jelajahnya bisa sampai 5.600 km. Navigasinya mengandalkan Racal Decca Bridgemaster I-band navigational radar. Bicara soal senjata, kapal dengan 16 awak ini hanya dibekali dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm. (Haryo Adjie)

Serna Class Landing Craft Utility – Andalan Operasi Pendaratan Amfibi Rusia

Terima kasih telah membaca artikel

LCH BRP Batak (Balikpapan Class) – Kapal Pendarat Amfibi yang Akrab dengan Identitas Indonesia