Shopee Affiliates Program

Larangan 5G Huawei: Bola Panas Kini Menggelinding Ke Jerman

Jakarta, – Keputusan Inggris dan Perancis melarang Huawei berpartisipasi dalam pembangunan jaringan 5G di negara itu, telah menimbulkan kekhawatiran bagi Huawei.

Larangan itu berpotensi menjadi bola salju yang bisa saja diikuti oleh negara-negara Eropa lain, termasuk Jerman yang juga merupakan sekutu utama Amerika Serikat.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, manajer puncak Huawei di Jerman belum lama ini telah mengimbau pemerintah untuk tidak menutup keterlibatan mereka dari membangun jaringan selular 5G di negeri Bavaria itu.

Seperti dilaporkan oleh Der Spiegel, salah satu media utama di Jerman, seruan yang dilakukan Huawei tak lepas dari keputusan Inggris yang akan membersihkan peralatan perusahaan China dari jaringannya dengan alasan keamanan hingga 2027. Langkah yang kemudian yang disusul Perancis pada 2028 mendatang.

Huawei patut khawatir karena pemerintah Kanselir Angela Merkel telah menunda keputusan tentang aturan sertifikasi yang lebih ketat sampai setelah liburan musim panas, di tengah tekanan dari beberapa anggota parlemen yang bersimpati dengan seruan AS untuk melarang Huawei secara langsung.

“Pendekatan pemerintah dalam menetapkan kriteria keamanan yang sama dan ketat untuk semua adalah cara yang tepat untuk memastikan jaringan aman,” kata perwakilan Huawei di Jerman, David Wang, kepada majalah berita mingguan itu.

Keputusan Inggris yang kemudian diikuti oleh Perancis, melarang keterlibatan Huawei dalam pembangunan jaringan 5G, membuat Jerman juga dispekulasikan untuk mengambil keputusan yang sama.

Sejak lama AS menginginkan Jerman mengambil sikap tegas dengan mengecualikan Huawei, karena dianggap sebagai salah satu ancaman keamanan.

Semakin meningkatnya ketegangan AS dengan China, terutama terkait penanganan pandemi corona dan Hong Kong, membuat kampanye untuk memblokir Huawei dari jaringan 5G di negara-negara sekutu AS semakin menguat.

Sejauh ini, jika dibandingkan Inggris dan Perancis, Jerman terlihat lebih independen, walau mungkin sesungguhnya hanya bersifat diplomatis. Walau mungkin sesungguhnya hanya bersifat diplomatis, karena Berlin tak ingin terlibat konflik diplomatik dengan China.

Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Berlin pada Oktober 2019, juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan, “Kami tidak mengambil keputusan pre-emptive untuk melarang aktor atau perusahaan apa pun.” Negara mencoba memberikan pemasok lapangan permainan yang setara”.

Meski demikian, untuk mengantisipasi terjadinya praktek spionase dalam jaringan 5G, pemerintah Jerman telah mengeluarkan pedoman baru yang wajib dipenuhi oleh penyedia jaringan.

Di bawah aturan baru, penyedia komunikasi nirkabel Jerman Deutsche Telekom, Vodafone, dan Telefonica Deutschland harus menerapkan standar keamanan yang ditingkatkan untuk bagian-bagian penting dari jaringan mereka.

Pemasok harus disertifikasi oleh otoritas cybersecurity Jerman, Kantor Federal untuk Keamanan Informasi (BSI). Jika peralatan dari pemasok mana pun digunakan untuk memata-matai, bisa dilarang dan dituntut atas kerusakan yang dilakukan oleh operator.

Dengan adanya panduan tersebut, sejatinya tak ada jaminan bagi Huawei untuk bisa terlibat dalam pembangunan jaringan 5G di Jerman.

Surat kabar Jerman Handelsblatt pada 19 Januari 2019, melaporkan para pejabat menilai kemungkinan menetapkan standar keamanan yang tidak mungkin dicapai oleh Huawei, sementara amandemen undang-undang telekomunikasi Jerman juga dimungkinkan. 

Jerman pertama kali mengindikasikan bahwa kekhawatirannya terhadap Huawei meningkat pada Desember 2018, ketika Deutsche Telekom, yang merupakan bagian dari perusahaan negara, mengatakan pihaknya sedang menilai kembali strategi peralatan jaringannya.

Handelsblatt melaporkan bahwa pemerintah juga mengatakan keamanan jaringan 5G “sangat relevan”, dan akan memandu keputusan yang akan datang.

Sikap pemerintah Jerman mengenai peluang keterlibatan Huawei tampaknya telah bergeser jauh dari Oktober 2018, ketika dikatakan tidak melihat dasar hukum untuk melarang vendor China itu dari pasar 5G, meskipun ada tekanan dari AS dan Australia.

Beresiko Tinggi

Seperti negara lain di Eropa, Jerman juga sedang mengembangkan jaringan 5G generasi berikutnya di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China, membuat keputusan apa pun tentang Huawei penuh dengan risiko politik.

Dengan Inggris dan Prancis pada dasarnya melarang perangkat 5G Huawei, semua mata tertuju pada Jerman, pasar telekomunikasi terbesar di Eropa dan pelanggan utama pemasok China.

“Jerman tidak melarang Huawei, tetapi Deutche Telekom telah mengurangi ketergantungan pada Huawei selama bertahun-tahun,” ujar Simon Piff, Vice-President of Security Practice IDC Asia-Pasifik, seperti dilansir dari harian Hong Kong terkemuka, Soucth China Morning Post (SCMP), 27 Juli 2020.

Deutsche Telekom, perusahaan telekomunikasi terbesar di Eropa berdasarkan pendapatan dan pelanggan terbesar Huawei di Eropa, mengatakan pekan lalu akan memperkuat kemitraannya dengan saingan Huawei yang berbasis di Swedia, Ericsson, dalam hal 5G.

“Beberapa situs seluler akan ditingkatkan ke standar teknologi 5G terbaru selama beberapa tahun mendatang menggunakan produk dan solusi Sistem Radio Ericsson,” katanya.

Eropa adalah pasar luar negeri tunggal terbesar Huawei. Benua ini juga merupakan tempat sebagian besar dari 91 proyek jaringan 5G-nya berada, menempatkannya di depan Ericsson dan Nokia Finlandia pada Februari 2020.

Dukungan Jerman, meskipun hanya di area non-inti, sangat penting jika Huawei ingin memperluas bisnisnya di Eropa, menurut analis. Itu berarti negara-negara yang lebih kecil dan kurang berpengaruh dapat mengadopsi pendekatan serupa tanpa mengambil risiko kemarahan Beijing.

Pergeseran Eropa terjadi setelah sanksi baru AS yang diumumkan pada bulan Mei secara efektif memutus pasokan semikonduktor global Huawei, mendorong Inggris untuk membatalkan keputusan sebelumnya setelah menyimpulkan bahwa Huawei mungkin perlu menggunakan teknologi pengganti yang tidak aman yang dapat meningkatkan risiko keamanan.

Meski Inggris dan Perancis telah memutuskan masa depan Huawei, dan kemungkinan langkah yang sama akan diikuti oleh Jerman, Uni Eropa sejauh ini masih belum sepenuhnya melarang peredaran perangkat Huawei yang oleh AS dianggap sebagai alat mata-mata pemerintah China.

Walaupun demikian, otoritas Uni Eropa sudah memberlakukan “toolbox” berisi standar keamanan yang harus diikuti oleh suatu negara di kawasan itu, jika menggunakan perangkat buatan pemasok “berisiko tinggi” untuk membangun jaringan 5G.

Mengacu pada kebijakan tersebut, UniEropa tampaknya sudah bergeser untuk membatasi pengaruh Beijing. Para pemimpin UE tahun lalu menunjuk China sebagai “saingan sistemik”, dan ketegangan telah meningkat lebih jauh tahun ini karena penyebaran Covid-19 dan undang-undang keamanan nasional baru di Hong Kong.

“Dalam jangka panjang, Huawei mengikuti keinginan pemerintah China. Upaya diplomasi internasional China tidak diterima dengan baik oleh ekonomi Barat mana pun,” kata Piff.

Bisa dikatakan China menekan semua tombol yang salah pada saat yang sama, sehingga tingkat kepercayaan dengan apa pun dari China berada pada titik terendah sepanjang masa, tambah Piff.

“Sebaiknya Huawei terbiasa dengan masa depan baru yang sederhana, kecuali jika emosi politik di seluruh dunia berubah secara drastis [dan itu] sesuatu yang saya tidak [lihat terjadi].” pungkasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Larangan 5G Huawei: Bola Panas Kini Menggelinding Ke Jerman